Ia mengatakan, faktor pemicu kenaikan harga cabai tidak terlepas dari kenaikan harga cabai di wilayah Jawa, yang sudah terlebih dahulu menembus angka Rp 100 ribu per kilogram.
"Sehingga para agen atau pedagang besar berlomba lomba untuk membeli cabai merah dari banyak wilayah. Alhasil harga cabai di banyak wilayah terkerek naik mengikuti harga cabai di pulau Jawa," jelasnya.
Dari hasil kajian dirinya di lapangan, masyarakat menengah kebawah dengan empat orang anggota keluarga membutuhkan 1 kilogram cabai untuk memenuhi kebutuhan selama dua pekan.
"Kalau sebulan sekitar 2 kg dan rata rata harga cabai pada Mei sekitar Rp 31 ribuan per kg (sampel wilayah Sumut) maka ada potensi tambahan pengeluaran sekitar Rp 140 ribu per bulan hanya untuk cabai saja," katanya.
Gunawan menyampaikan, masyarakat ekonomi menengah ke bawah di perkotaan imenghabiskan sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per hari (tahun 2021) untuk memenuhi kebutuhan sayur mayur, sambal dan lauk.
"Itu di luar beras, listrik, pulsa, LPG, BBM, jajan anak-anak, rokok, sewa rumah, hingga cicilan," ucapnya.
Ia mengatakan, yang menjadi persoalan adalah yang naik belakangan ini bukan hanya cabai merah saja.
"Cabai rawit, cabai hijau, daging dan telur ayam, produk turunan kedelai seperti tahu dan tempe, sayur sayuran, ikan segar, tepung, rokok hingga bawang," imbuhnya.
Dengan kenaikan harga tersebut, kebutuhan pengeluaran masyarakat menengah kebawah itu naik setidaknya 10 ribu per harinya.
Baca Juga: Bobol Rumah Warga di Tanjung Balai, Upin Ipin Ditembak Polisi
"Atau ada pengeluaran tambahan sekitar Rp 300 ribu per bulan. Dengan kondisi ekonomi yang serba sulit dihantam pandemi, bukan perkara gampang untuk mendapatkan Rp 300 ribu itu," ujar Gunawan.
Gunawan menuturkan, pemerintah harus mengalokasikan dana yang lebih besar untuk bantuan sosial. Anggarannya harus naik dan lebih besar dari alokasi di tahun sebelumnya.
"Banyak masyarakat yang masuk dalam garis kemiskinan dan terjebak dalam kemiskinan ekstrim. Pemerintah harus memprioritaskan penyelamatan masyarakat yang masuk dalam kemiskinan ekstrim tersebut," ungkapnya.
Kontributor : Rizky Islam
Berita Terkait
-
Bobol Rumah Warga di Tanjung Balai, Upin Ipin Ditembak Polisi
-
Viral Video Debt Collector Lari Terbirit-birit Dikejar Emak-emak yang Bawa Pisau Dapur
-
Viral! Siapa Nama Wapres RI? Anak-anak Ini Jawab: Partai Perindo
-
Pegawai Minimarket Ini Mendadak Viral, Sikapnya Sangat Sopan saat Memergoki Pencuri
-
Video Kocak, Driver Ojol Antar Paket untuk Tsunade, Ternyata Benar-benar Ada
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Kenapa Ronaldo Kwateh Belum Dimainkan Semen Padang FC? Ini Jawaban Pelatih
-
Polemik Pemindahan Honorer Pemkab Solok hingga Tak Diusulkan PPPK, Ombudsman Sumbar Cium Kejanggalan
-
Semen Padang FC vs PSM Makassar, Pelatih Target Menang Lagi di Laga Kandang: Kita Sudah Persiapan!
-
Hadapi Ketidakpastian Ala BCA: Tips Sukses dari Direktur untuk Ratusan Mahasiswa Unand!
-
Kereta Api Tabrak Mobil Berpenumpang 7 Pelajar SMA di Padang, 1 Meninggal dan 6 Luka-luka!