Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Senin, 13 Juni 2022 | 16:03 WIB
Salah satu pertunjukan silek di Galanggang Silek Tradisi di Payakumbuh. [Dok.Istimewa]

Tak Sekadar Gerak Pencak

Galanggang Silek Tradisi merupakan iven kolaborasi antara DPRD Provinsi Sumatera Barat, UPTD Taman Budaya, budayawan, serta segenap tuo silek dan sasaran-sasaran silek tradisi. Sebanyak 12 sasaran (perguruan) silek tradisi dari berbagai daerah turut terlibat dalam gelaran tersebut.

Konsep Galanggang Silek Tradisi memang berbeda dengan pertunjukan silek umumnya. Iven ini dirancang untuk menampilkan silek secara lebih utuh.

“Jika festival silek umumnya bersifat seremoni, Galanggang Silek Tradisi ingin menghadirkan silek lebih dari itu. Kita ingin memperlihatkan bahwa silek bukan sebatas gerak,” kata salah seorang kurator Galanggang Silek Tradisi.

Baca Juga: Membumikan Silek Minangkabau di Sekolah, Sinergitas Surau dan Sasaran Perlu Diperkuat

Selama dua malam berlangsungnya Galanggang Silek Tradisi, penonton yang hadir disuguhkan beragam seni pertunjukan yang tidak biasa. Silek Kumango Balubuih yang tampil di malam pertama tidak hanya menampilkan gerak pencak. Mereka mempertujukkan juga bagaimana proses pewarisan ilmu silek. Mulai dari prosesi pengantaran calon murid (anak sasian) sampai sang murid diterima dan berlatih bersama teman seperguruan.

Dalam pertunjukan tersebut, juga diperlihatkan bagaimana adab meminta berguru, lengkap beserta sarat-sarat yang harus dibawa seorang calon murid. Mulai dari syarat sebilah pisau, cermin, sisir rambut, serta kain putih, juga memiliki maknanya masing-masing.

Ada juga Sasaran Silek Sinar Tampalo yang menampilkan Silek Harimau Tampalo. Seni pertunjukan sasaran silek dari Sijunjung ini mengisahkan tentang dua orang perempuan yang berlatih silat dengan seekor anak harimau beserta dua ekor anaknya.

Malam kedua Galanggan Silek Tradisi diisi oleh sasaran Harimau Tongga dari Pesisir Selatan yang menampilkan Tari Sibuai-buai dengan tabuhan gendanya yang misitis; Palito Hati dari Padang yang menampilkan permainan sileknya yang meriah.

Kemudian pandeka-pandeka dari sasaran Harimau Sakato, Kab Solok, yang menampilkan silek dan dabuih (debus/ilmu kebal senjata tajam) yang membuat jantung penonton berdebar kencang; Silek Pangian Rantau Batanghari, Dharmasraya, yang dikenal dengan silek pengobatannya dengan gerak silatnya yang lemah lembut nanum intens.

Baca Juga: Mengembalikan Silek Tradisi Jadi Identitas Budaya Minang, Ketua DPRD Sumbar: Kuncinya Surau dan Sasaran

Kelompok dari Kampuang Silek Talang Babungo yang menutup malam kedua dengan menampilkan permainan Kurambiak Asih Lukah (lukah gila).
Malam ketiga ini, Senin (12/6/2022) sejumlah sasaran masih akan mempertunjukkan keunikan sasaran sileknya serta seni pertunjukan yang diolah dari silek tradisi.

Load More