Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Sabtu, 28 Mei 2022 | 14:44 WIB
Ilustrasi sapi. [Dok.Covesia.com]

SuaraSumbar.id - Sebagian pedagang daging sapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), memilih tidak berjualan.

Hal ini dipicu sulitnya mendapatkan sapi siap potong karena merebaknya penyakit mulut dan kaki (PMK).

Salah seorang pedagang daging sapi Bambang mengatakan, ditutupnya pasar ternak untuk mencegah penyebaran PMK berdampak kepada pedagang yang kesulitan mendapatkan sapi siap potong.

Sebelumnya, para pedagang mendapat sapi siap potong dari tengkulak dari luar daerah yang memasarkan ternaknya.

Baca Juga: Ketahui Perbedaan Antara Asuransi Mobil All Risk dan TLO (Total Loss Only)

"Banyak yang tutup. Kebetulan stok sapi saya masih ada, jadi masih bisa berjualan hari ini," katanya melansir Covesia.com--jaringan Suara.com, Sabtu (28/5/2022).

Untuk mendapatkan sapi, kata Bambang, saat ini pedagang harus membeli lansung ke kandang tengkulak atau lansung ke petani.

Pedagang juga mengeluhkan kurangnya omzet penjualan daging sapi. Dalam satu hari para padagang hanya bisa menjual rata-rata 100 kg daging sapi segar. Jumlah itu berkurang 50 persen dari hari biasanya.

"Biasanya rata-rata satu hari bisa menjual 200 kg sampai 250 kg setiap hari, tapi hari ini paling banyak 100 kg," terangnya.

Berkurangnya penjual disebabkan masyarakat takut mengkonsumsi daging sapi, meskipun sudah ada pengumuman dari pemerintah pusat bahwa daging sapi yang terjangkit PMK layak dikonsumsi dan tidak menular kepada manusia.

Baca Juga: Bakal Dibantu Wisatawan, Dubes RI Sebut Kemungkinan Eril Putra Ridwan Kamil Ditemukan Makin Tinggi

"Sudah dijelaskan pemerintah pusat daging sapi layak konsumsi dan aman namun masyarakat masih khawatir. Saat ini yang membeli daging kebanyakan hanya pelanggan rumah makah dan pedagang bakso," jelasnya.

Saat ini harga jual daging sapi Rp 150 ribu per kilogram. Harga tersebut sudah turun dari dua pekan sebelumnya, yaitu Rp 160 ribu per kilogram.

Load More