Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 18 Mei 2022 | 14:34 WIB
Pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda. [Instagram]

SuaraSumbar.id - Permadi Arya alias Abu Janda tampak senang mendengar kabar Ustaz Abdul Somad (UAS) dideportasi Singapura. Dia pun berulangkali menyindir sang penceramah kondang itu lewat ungggahan di media sosial Instagram pribadinya.

Singapura itu negara paling ketat urusan penceramah, jadi introspeksi saja lah. Tidak usah juga kait-kaitkan dengan negara sampe dubes RI harus menjelaskan. Emang elu siapa? Sejak kapan negara ngurusin satu warga dideportasi? Nggak penting banget keles," tulis Abu Janda di akun Istagram @permadiaktivis2 dikutip SuaraSumbar.id, Rabu (16/5/2022).

Tak berhenti di situ, Abu Janda terus menyindir UAS yang dinilainya kerap mengkafir-kafirkan orang.

"Makanya jangan suka kafir-kafirin orang. Giliran liburan pengen ke negara kafir, ente sehat?? Ditolak baru nyaho kan. Liburan ke Afganistan sono, kan sealiran pengen dirikan kilapah?," katanya.

Baca Juga: UAS Tak Boleh Masuk Singapura Gara-gara Ceramah Lawas Soal Bom Bunuh Diri Mati Syahid, Begini Isinya

"Clear ya gaes, pemerintah Singapura sudah rilis penyebab Abdul Somad ditolak masuk Singapura karena pernah ceramah "ngeb*m itu mati syahid"," terangnya lagi.

Diketahui sebelumnya, Ustaz Abdul Somad mengaku dideportasi Singapura saat hendak berlibur bersama keluarga dan rekannya pada Senin (16/5/2022).

Hal ini disampaikan UAS di kanal YouTube Hai Guys Official yang diunggah pada Selasa (17/5/2022).

Pada video yang berdurasi 13 menit 32 detik tersebut dijelaskan, UAS tiba di Bandara Hang Nadim Batam pada Senin (16/5/2022) pukul 10.10 WIB.

Perjalanan UAS dilanjutkan melalui laut dengan menyebreang menggunakan Kapal Ferry menuju Singapura. UAS dan rombongan tiba di Pelabuhan Tanah Merah Singapura pada pukul 13.30 WIB.

Baca Juga: Singapura Tolak Kedatangan Ustaz Abdul Somad Gegara Ceramahnya Dianggap Ekstrem

Saat Ustadzah Fatimah, Istri UAS dan keluarga berserta rombongan lainnya telah selesai proses imigrasi, UAS masih tertahan oleh pihak Imigrasi Singapura.

Abu Janda sindir UAS. [Dok.Istimewa]

Hingga pada pukul 18.10 waktu Singapura, UAS dan rombongan meninggalkan Pelabuhan Tanah Merah untuk kembali ke Batam dengan menggunakan Kapal Ferry.

"Sejatinya kami akan pulang besok tanggal 17 Mei meninggalkan Singapura. Tapi, kami semuanya dideportasi," tutur UAS di dalam video tersebut.

UAS menegaskan, kabar dideportasinya dirinya bersama sejumlah anggota keluarga tersebut benar.

"Info bahwa saya dideportasi dari imigrasi Singapura itu shohih, betul, bukan hoax," tegasnya.

UAS menjelaskan, perjalanan tersebut adalah perjalanan wisata untuk berlibur.

Rombongan terdiri dari tujuh orang di antaranya UAS bersama istri dan anaknya, serta rekannya yang juga didampingi istri dan dua orang anaknya.

Sementara itu, Pemerintah Singapura melalui Kementerian Dalam Negerinya buka suara terkait penolakan UAS di negaranya.

Kemendagri Singapura menyebut, Ustaz Abdul Somad tiba di Terminal Feri Tanah Merah dari Batam. Ia tiba pada Senin (16/5/2022) lalu bersama enam orang lainnya.

Menurut Singapura, UAS dianggap sebagai sosok yang kerap menyampaikan ceramah ekstrem terkait agama.

“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura,” tulis Kementerian Dalam Negeri Singapura dikutip dari SuaraRiau.id, Rabu (18/5/2022).

Singapura juga menjelaskan adanya pernyataan UAS dianggap mengarah pada ekstremis.

Salah satunya saat UAS menyebut, bom bunuh diri dalam konteks konflik Palestina dan Israel adalah diperbolehkan.

“Ia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir". Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir,” katanya.

Lebih jauh, pemerintah Singapura menganggap, Abdul Somad berusaha memasuki wilayahnya dengan alasan kunjungan liburan.

“Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi,” ungkap surat terkait.

Load More