Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 15 Mei 2022 | 14:32 WIB
Ilustrasi pengadilan. (shutterstock)

SuaraSumbar.id - Sepasang suami istri di India mengajukan gugatan ke pengadilan terhadap putra semata wayang dan istrinya.

Dalam tuntutannya, seperti dikutip dari Gulf News, Minggu (15/5/2022), Sanjeev Prasad Sinha dan istrinya Sadhana Prasad Sinha menuntut agar anak serta menantu mereka menghasilkan seorang cucu.

Kalau dalam setahun ke depan mereka tak kunjung memberikan cucu, maka putra dan menantunya dituntut membayar 50 Juta Rupee atau setara Rp 9,5 miliar.

"Kami sudah menghabiskan tabungan, termasuk untuk kursus pelatihan pilot anak kami. Pernikahan mereka 6 tahun silam di hotel bintang lima, dan bulan madu di Thailand juga memakai uang kami. Tapi kami tak pernah mendapat cucu," kata Sanjeev.

Baca Juga: Pedagang Buah Ini Mirip Presiden Jokowi, Pengunjung Sontak Bilang: Pak Turunkan Harga Minyak!

Sanjeev Prasad Sinha dan istrinya Sadhana Prasad Sinha menuntut agar anak serta menantu mereka menghasilkan seorang cucu. [The National]

Sanjeev merupakan seorang pensiunan. Pada sisa hidupnya, Sanjeev menegaskan hanya ingin menimang cucu dari putra semata wayang mereka, yakni Sagar Sinha (35) serta menantunya Shubhangi Sinha (31).

"Kami membunuh impian kami untuk membesarkan putra kami," kata pasangan itu dalam petisi mereka. "Kami bahkan mengambil pinjaman 2 juta Rupee untuk pendidikannya."

"Tetapi terlepas dari semua upaya kami, putra saya dan istrinya telah menyebabkan siksaan mental dengan tidak memberi kami cucu. Masyarakat juga menanyai kami, menyebabkan rasa sakit lebih lanjut."

Pengacara mereka, Arvind Kumar Srivastava, mengatakan keluarga Sinha menghabiskan sekitar 25 juta Rupee untuk putra mereka sejak lahir.

Sekarang mereka ingin pembayaran kembali pengeluaran itu, dan tambahan 25 juta Rupee sebagai ganti rugi.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Video yang Sedang Viral Perempuan Menjerit Kesakitan Mendapat Kekerasan dari Pria Ini?

“Mereka menuntut uang karena kekejaman mental,” kata Srivastava kepada The National. “Adalah impian setiap orang tua untuk menjadi kakek-nenek. Mereka telah menunggu bertahun-tahun untuk menjadi kakek-nenek.

“Mereka telah berusaha meyakinkan putra dan istrinya tetapi mereka tidak mengindahkan tuntutan mereka. Mereka patah hati karena mereka akan mati tanpa melihat cucu mereka."

Srivastava mengatakan, pasangan itu mengajukan pembelaan Sabtu lalu dan kasus itu akan dibawa ke pengadilan di kota Dehradun pada 15 Mei.

India adalah masyarakat yang sebagian besar konservatif, dengan orang tua secara tradisional memiliki suara besar dalam kehidupan perkawinan dan profesional anak-anak mereka.

Penolakan untuk memenuhi harapan tentang pernikahan dan profesi dianggap tidak menghormati orang tua.

Kontributor : Rizky Islam

Load More