SuaraSumbar.id - Pakar hukum tata negara, Refly Harun mengaku kerap dihujat gegara sering mengkritik kebijakan pemerintah dan jajarannya.
Refly mengaku kerap disebut sakit hati karena dipecat dari jabatannya sebagai Komisaris Pelindo. Bahkan, dia dihujani kata-kata kasar di media sosial.
“Saya bermain di media sosial, saya dibilang monyet, dibilang anj*ng, dibilang orang pecatan, sakit hati, goblok, dan tolol,” kata Refly, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, dikutip dari Hops.id - jaringan Suara.com, Rabu (11/5/2022).
Namun, Refly menanggapi santai komentar pedas tersebut. Menurutnya, saat memutuskan terjun ke media sosial, maka harus siap dikritik.
Baca Juga: HRS Tolak Kunjungan Politikus Jelang Pilpres, Refly Harun: Ada Kekecewaan
“Saya beranggapan bahwa kalau orang mau berani di media sosial ya harus berani terima kritik, yang saya keberatan adalah kalau ada kelompok masyarakat yang kerjanya ngadu ke polisi,” ujar Refly.
“Kita beragumentasi lalu dia cari celahnya, dianggap kita menyebarkan berita bohong, dianggap menyebarkan kebencian,” sambungnya.
Lebih lanjut, Refly Harun menyatakan bahwa paradigma pemerintahan membela rakyat dengan membela penguasa tidaklah seimbang.
Refly Harun juga menyoroti adanya ketidakberpihakan pemerintah kepada rakyat yang patut disayangkan.
“Ini kalau kita memaki presiden, memaki katakanlah TNI ya kan, jenderalnya gitu, langsung orang bilang tangkap!” pungkas Refly.
Baca Juga: Duh! Inggris Deteksi Kasus Cacar Monyet Langka, Apa Saja Gejalanya
“Tapi memaki gubernur DKI tetap aman-aman aja, memaki katakanlah Habib Rizieq aman-aman aja, orang menganggap ini kok nggak balance,” imbuhnya.
Refly Harun menilai pemerintah di negeri ini justru terkesan melindungi kepentingan penguasa namun tak pernah berpihak pada rakyat.
“Kalau saya pakai paradigmanya begini, yang harus dilindungi pertama adalah bukan penguasa, tapi rakyat, karena mandat konsistusinya adalah melindungi segenap rakyat, bukan melindungi segenap penguasa,” kata Refly.
“Tapi paradigma penguasa kita nggak begitu, yang dilindungi penguasa, rakyat nggak dilindungi,” tambahnya.
Berita Terkait
-
Prabowo Bertekad Memimpin Pemerintahan yang Bersih, Refly Harun: Tapi Omon-omon Tidak?
-
Dua Tahun Direhabilitasi, Mini si Bayi Monyet Siap Kembali ke Pelukan Alam
-
Refly Harun: Soal Kabinet, Era Jokowi Periode Pertama Lebih Baik dari Prabowo
-
Waspada! Wabah Mpox di Afrika Tidak Terkendali, 1.100 Orang Tewas
-
Trailer Film The Monkey: Teror Kematian dari Mainan Monyet Terkutuk
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Selamat Ulang Tahun ke-101, Persis Solo!
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
Terkini
-
Menaker Yassierli Berduka, Sang Ayah Wafat dan Dimakamkan di Tanah Datar
-
Syamsuar Ahmad, Ayah Menaker Yassierli dan Pendidik Senior, Tutup Usia di Padang
-
Sumatera Barat Masuk Daerah Prioritas Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional, Cuma 12 Provinsi di Indonesia!
-
Cara Pemprov Sumbar Antisipasi Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi
-
Pertanda Erupsi? Hewan Turun dari Gunung Marapi, Warga Dihantui Bayang-bayang Letusan