SuaraSumbar.id - Hampir dua juta anak terancam kelaparan dan kehilangan nyawa di Tanduk Afrika. Hal itu dipicu oleh musim kemarau parah yang dihadapi Tanduk selama puluhan tahun.
Informasi tersebut disampaikan Kepala Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths pada Selasa (26/4/2022).
Sebagian wilayah Kenya, Ethiopia, dan Somalia mengalami kondisi paling kering dalam lebih dari 40 tahun dan sejumlah lembaga bantuan sedang berupaya agar kelaparan satu dekade lalu, yang menewaskan ratusan ribu orang, tidak terulang lagi.
Dalam konferensi para donor yang digelar tertutup di Jenewa, Griffiths mengatakan organisasi yang dipimpinnya hanya memiliki sedikit dana yang bisa dikeluarkan untuk mengatasi kemarau.
Akan tetapi, pada acara serupa para donor menjanjikan hampir seluruh anggaran senilai 1,4 miliar dolar AS (sekitar Rp20,2 triliun), katanya lewat Twitter.
"Jangan hilangkan rasa urgensi untuk berbuat," katanya.
Sebelumnya, ia mengakui bahwa konflik Ukraina berpotensi mengalihkan perhatian dan keuangan dunia.
Uni Eropa, yang juga menjadi tuan rumah dalam acara tersebut, mengumumkan bantuan 633 juta euro (sekitar Rp9,7 triliun) untuk meningkatkan ketahanan pangan di kawasan tersebut dan Kanada mengumumkan pendanaan sebesar 73 juta dolar AS (sekitar Rp1 triliun), menurut pernyataan yang dikirim ke Reuters.
Musim hujan keempat yang tak kunjung datang di kawasan tersebut kini memunculkan peningkatan kemungkinan yang dikatakan Griffiths akan menjadi "salah satu keadaan darurat iklim terparah dalam sejarah mereka."
Baca Juga: PBB: Dua Juta Anak di Tanduk Afrika Terancam Kelaparan
Sudah lebih dari 15 juta orang di kawasan itu mengalami tingkat kelaparan yang parah dan para peternak kehilangan sekitar tiga juta hewan akibat kekeringan, katanya dalam acara yang sama.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB mengatakan gelombang panas, kemarau, dan curah hujan yang ekstrem akan menjadi lebih sering terjadi dalam beberapa dekade mendatang sebab temperatur terus meningkat. (Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Bali Dijaga Ketat, Antonio Guterres, Jokowi Hingga Ribuan Delegasi Akan Hadiri GPDRR 2022
-
Sebut Ada Kendala Pendapatan dari PBB, Pemkot Yogyakarta Segera Surati Perusahaan yang Menunggak
-
Kecam Serangan Israel di Masjid Al Aqsa, Anggota DPR RI Minta Indonesia Mengirimkan Nota Protes ke PBB
-
Cara Bayar PBB Online Terbaru, Begini Langkah-langkahnya
-
PBB Ungkap Marak Kasus Pemerkosaan Hingga Perdagangan Manusia Selama Perang Ukraina
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Anti Aging Wardah agar Wajah Bebas Flek Hitam dan Glowing
- Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kecantikan dan Fashion, BRI Hadirkan BFF 2025
- Kantornya Dikepung Ribuan Orang, Bupati Pati Sudewo: Saya Tak Bisa Dilengserkan
- Eks Menteri Agama Gus Yaqut Dicekal Terkait Korupsi Haji! KPK Ungkap Fakta Mengejutkan
- 5 Rekomendasi Bedak Padat yang Tahan Lama dan Glowing, Harga Mulai Rp30 Ribuan
Pilihan
-
80 Tahun Kemerdekaan RI: Lapangan Kerja Kurang, 7 Juta Nganggur, 70 Juta Bekerja Tanpa Jaminan!
-
Core Indonesia: 80 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Resah soal Kondisi Ekonomi
-
Efisiensi Anggaran jadi Bumerang, Kenaikan PBB Bikin Warga Pati Hingga Cirebon Berang
-
Kenaikan PBB 250 Persen Bikin Warga Pati Ngamuk, Kebijakan Efisiensi Anggaran Disebut Biang Keroknya
-
Daftar Daerah yang Naikkan PBB Gila-gilaan: Amuk Warga Pati Jadi Puncak Gunung Es
Terkini
-
Mayat Perempuan di Pasaman Ternyata Warga Padang Lawas, Diduga Tewas Dibunuh!
-
Oknum Polisi Polres Kota Pariaman Diduga Terlibat Kasus Narkoba, Ini Kata Kapolres!
-
Semen Padang Vs Dewa United: Besok Main di Kandang Kabau Sirah, Sama-sama Kalah di Laga Perdana!
-
Kapan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik Rampung? Disebut Masih Sesuai Rencana!
-
Tol Sicincin-Bukittinggi Bakal Dikebut, Pembebasan Lahan Belum Rampung!