Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 14 April 2022 | 07:10 WIB
Pegiat media sosial, Ade Armando, turut terlihat hadir di area depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022). (Suara.com/Bagaskara)

SuaraSumbar.id - Seorang pelaku pengeroyok dosen yang juga pegiat media sosial, Ade Armando, mengaku kesal dengan konten-konten yang disuarakan Ade di media sosial.

"Saudara Muhammad Bagja menyampaikan dalam pemeriksaan bahwa yang bersangkutan kesal dengan apa yang selama ini disuarakan korban di media sosial," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan, dikutip dari Antara, Kamis (14/4/2022).

Sedangkan tersangka kedua, yakni atas nama Komarudin mengaku ikut mengeroyok Ade Armando karena situasi yang ada di tempat kejadian perkara.

Untuk motif tersangka ketiga atas nama Dhia Ul Haq masih belum bisa disampaikan. Sebab, pelaku baru ditangkap pada Rabu dini hari sekitar pukul 02.30 WIB di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Baca Juga: Polisi Jelaskan Alasan Abdul Manaf Tak Terlibat Pengeroyokan Ade Armando: Sistem Face Recognition Kurang Akurat

Selain tiga tersangka tersebut, masih ada tiga tersangka pelaku pengeroyokan yang masih buron atas nama Ade Purnama, Abdul Latief dan Abdul Manaf.

Selain itu, polisi juga telah menangkap satu orang provokator pengeroyok Ade Armando, yakni Arif Pardiani.

"Di video yang beredar di media sosial, yang bersangkutan ini melakukan provokasi di antaranya mengeluarkan kata-kata 'Ade Armando sudah mati' dan 'Semua, turun semua yang ada di Jakarta'," tutur Zulpan.

Pegiat media sosial (medsos) sekaligus Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando dianiaya oleh massa saat mengikuti demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPR RI, Senin (11/4/2022) lalu.

Ade diselamatkan petugas dari amuk massa yang berada di lokasi unjuk rasa. Ade menderita luka di bagian kepala sehingga harus mendapatkan perawatan intensif. (Antara)

Baca Juga: Dhia Ul Haq, Tersangka Pengeroyok Ade Armando Ternyata Seorang Aktivis dan Berprofesi Ojol

Load More