Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 04 Februari 2022 | 18:39 WIB
Seorang tentara Ukraina berjalan di posisi tempur dekat garis pemisahan dari pemberontak yang didukung Rusia di dekat Horlivka di wilayah Donetsk, Ukraina, 22 Januari 2022. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Uni Eropa telah menyiapkan paket sanksi berat dan komprehensif untuk Rusia jika Rusia masih melanjutkan agresinya terhadap Ukraina. Hal itu ditegaskan Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen.

Rusia yang mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung kelompok separatis di wilayah timur negara itu, menerjunkan sekitar 100.000 pasukan di dekat perbatasan Ukraina. Moskow juga meminta jaminan keamanan, termasuk janji bahwa NATO tidak akan pernah menerima keanggotaan Ukraina.

"Kami sudah menyiapkan paket sanksi ekonomi dan finansial yang berat dan komprehensif," kata von der Leyen kepada surat kabar.

Ia menambahkan bahwa sanksi-sanksi tersebut mencakup "pembatasan akses ke modal asing" dan "kendali ekspor, terutama produk teknis."

Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Dikhawatirkan Picu Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia

Saluran pipa Nord Stream 2 Laut Baltik yang kontroversial juga menjadi bagian dari paket sanksi. Nasib pipa tersebut, apakah bisa beroperasi atau tidak, tergantung pada "tindak tanduk Rusia", kata von der Leyen.

"Orang-orang yang dekat dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan oligarki tentu saja berpeluang dijatuhi sanksi secara sensitif," lanjutnya.

Rusia telah menyusun sejumlah opsi yang dijadikan sebagai alasan untuk menyerang Ukraina, termasuk kemungkinan memanfaatkan video propaganda yang memperlihatkan serangan bertahap, kata Amerika Serikat pada Kamis, ketika Kremlin mengecam pengerahan pasukan Amerika di kawasan tersebut.

Kremlin, kantor presiden Rusia, pada hari itu menuding Washington tidak menghiraukan seruannya untuk mengendurkan kebuntuan.

Tuduhan itu dilemparkan Rusia setelah AS mengumumkan bahwa mereka akan mengirim hampir 3.000 pasukan tambahan ke Polandia dan Romania. (Antara/Reuters)

Baca Juga: Komplotan Bule Ukraina yang Viral Dalam Pengeroyokan di Kuta Utara Diburu Pihak Imigrasi

Load More