Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 01 Februari 2022 | 17:05 WIB
Personel militer dengan kendaraan tempur tank berjaga di Ibu Kota Naypritaw, Myanmar. [Dok.Antara]

Myanmar berada dalam krisis sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih hampir setahun yang lalu, dengan hampir 1.500 warga sipil tewas dalam tindakan keras junta terhadap lawan-lawan politiknya.

Pasukan militer di pedesaan pun bertempur dengan milisi pro demokrasi dan tentara etnis minoritas.

Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mendesak junta Myanmar untuk mengizinkan kunjungan oleh utusan khusus ASEAN ke negara itu dan mendukung akses penyaluran bantuan kemanusiaan.

Hun Sen, yang melakukan panggilan video dengan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing, juga mengimbau semua pihak termasuk pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan mencapai gencatan senjata. (Antara)

Baca Juga: 1 Tahun Kudeta Militer, Fadli Zon Desak Pemulihan Demokrasi di Myanmar

Load More