Seperti dalam demonstrasi sebelumnya, layanan telepon seluler dan internet sebagian besar terputus sejak pagi, kata wartawan Reuters dan Netblocks, situs pengamatan pemblokiran internet.
Sebagian besar jembatan yang menghubungkan Khartoum dengan Bahri dan Omdurman ditutup.
Koalisi Pasukan Kebebasan dan Perubahan, yang telah berbagi kekuasaan dengan militer sebelum kudeta, meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan penyelidikan atas apa yang mereka gambarkan sebagai pembunuhan yang disengaja dan penyerbuan rumah sakit.
Di Khartoum, pengunjuk rasa berusaha mendekati istana presiden namun pasukan keamanan bergerak maju ke arah mereka dan kerap menembakkan gas air mata, kata seorang saksi mata kepada Reuters.
Beberapa demonstran mengenakan masker gas, sementara lainnya banyak yang hanya memakai masker medis dan penutup wajah.
Sejumlah pengunjuk rasa memakai helm dan sarung tangan untuk melempar kembali tabung gas air mata ke arah pasukan.
Massa membarikade jalan dengan batu, batu bata, dan dahan pohon saat berbaris menuju pusat kota Khartoum dan pasukan keamanan mendekati mereka dari beberapa sisi.
Sepeda motor dan gerobak terlihat membawa pengunjuk rasa yang terluka atau pingsan.
Aksi protes pertama dalam Januari itu terjadi empat hari setelah Abdalla Hamdok mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri.
Baca Juga: Insiden Tambang Emas Tua Ambruk Di Sudan, 38 Penambang Liar Tewas
Hamdok menjadi perdana menteri pada 2019 dan melakukan reformasi besar di bidang ekonomi sebelum digulingkan dalam kudeta pada Oktober. Dia diangkat lagi sebagai perdana menteri pada November menyusul kesepakatan dengan militer yang berkuasa.
"Kami keluar hari ini untuk mengusir orang-orang (militer) itu. Kami tidak ingin mereka menjalankan negara kami," kata Mazin, pengunjuk rasa yang tinggal di Khartoum.
Pengunduran diri Hamdok tidak masalah, kata dia, "Kami akan terus melanjutkan." (Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Transisi ke Pemerintahan Sipil, Begini Janji Panglima Militer Sudan Abdel Fattah Al-Burhan
-
Usai Kudeta, Pemimpin Militer Sudan Setuju dengan AS Percepat Bentuk Pemerintahan Baru
-
Pesawat Jatuh di Sudan Selatan, 5 Orang Meninggal
-
Situasi Makin Buruk Pasca Kudeta, Puluhan Negara Desak PBB Bikin Agenda Khusus Bahas Sudan
-
Bentrokan Semakin Menjadi-jadi, PBB dan AS Kecam Pemerintah Militer Baru Sudan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Doa Bersama di Jembatan Kembar Padang Panjang yang Dihantam Banjir Bandang, 40 Orang Meninggal
-
Sumbar Dapat Kuota Khusus BBM Solar untuk Penanganan Bencana, Ini Syarat Mendapatkannya
-
Janji Gubernur Jabar KDM di Padang, Bangun Kampung Baru untuk Korban Bencana Banjir Bandang
-
Curhat Korban Banjir Bandang Agam di Pengungsian: Kami Butuh Hunian Sementara Pak Presiden Prabowo!
-
Update Korban Longsor Pasaman Barat: 2 Orang Meninggal Dunia, 3 Belum Ditemukan!