Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 29 Desember 2021 | 08:15 WIB
Ilustrasi garis polisi. (Shutterstocks)

SuaraSumbar.id - Polisi memastikan seorang kepala desa (kades) di Manggarai Barat, NTT, tewas akibat minum racun. Pria berinisial AN (45) itu, awalnya ditemukan tewas di kamar hotel di kawasan Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Mabar, Kamis (16/12/2021) lalu.

“Berdasarkan penyelidikan, korban bunuh diri dengan cara menenggak racun tanaman,” kata Kasat Reskrim Polres Mabar, Iptu Yoga Darma Susanto, dikutip dari Digtara.com - jaringan Suara.com, Selasa (28/12/2021).

Dugaan bunuh diri juga diperkuat dengan pesan melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan korban kepada keluarganya. Dalam pesannya, korban ingin mengakhiri hidupnya.

“Sesuai bukti yang ditemukan, dugaan kuat murni bunuh diri,” jelasnya.

Baca Juga: PMN Senilai Rp470 Diterima ITDC pada APBN 2021 untuk Tana Mori, NTT yang Lebih Berkembang

Sebelumnya, Kades itu ditemukan meninggal dalam kamar hotel, Kamis (16/12/2021). Dari hasil olah TKP, polisi juga menemukan bungkusan racun tanaman yang telah terbuka, dan diduga kuat dikonsumsi oleh AN untuk mengakhiri hidupnya.

“Kami sudah cek di dalam kamar mandi dan kamar tidak ada tanda-tanda mencurigakan selain bungkusan (racun tanaman) cabe. Dari mulut keluarkan busa, sehingga dibawa ke RSUD untuk mengecek apakah ada tanda kekerasan fisik, jika tidak ada maka patut diduga kuat bahwa yang bersangkutan mengkonsumsi racun itu,” jelasnya.

Keluarga korban, Agustinus Agen mengatakan, AN merupakan kepala desa di Desa Mbakung, Kecamatan Pacar, Kabupaten Mabar.

AN diketahui bekerja beberapa hari di Labuan Bajo untuk mengurus pencairan dana desa. Korban sendiri masih ditemui sehari sebelum ditemukan meninggal.

Selama 3 hari sebelumnya, AN tinggal di tempat usaha Agustinus. Selanjutnya, sekitar pukul 19.00 Wita, istri AN menghubunginya dan meminta tolong kepada ia dan pihak keluarga untuk mengecek keadaan AN.

Baca Juga: Bunuh Lansia dan Lukai Ibu Hamil, Diduga ODGJ Tewas Dimassa

Agustinus berusaha untuk menghubungi AN via pesan WhatsApp (WA) dan telepon seluler, namun tidak direspon oleh AN. Lantas, istri AN menghubunginya dan menyampaikan bahwa AN mengatakan ingin bunuh diri.

Mendengar hal tersebut, Agustinus bersama sejumlah kerabat langsung mendatangi hotel. Sesampainya di hotel sekitar 20.37 Wita, mereka menanyakan keberadaan AN di hotel tersebut.

“Kami tanya ke pihak hotel apakah AN nginap di sini di kamar ini, bilang ya betul. Kami bisa lihat, ada apa, kami sampaikan ada inbox dari dia ke istrinya mau bunuh diri, jadi kami datang untuk mau lihat dia apakah dia ada di dalam, kalau benar dia ada di dalam siapa tahu dia masih hidup. Supaya kami bisa telepon pihak rumah sakit,” kata Agustinus mengulangi percakapan dengan resepsionis hotel.

Setelah mengetahui keberadaan AN yang berada di dalam kamar hotel dan pintu yang terkunci dari dalam, pihak keluarga pun merasa takut dan khawatir. Sehingga, meminta seorang anggota kepolisian untuk bersama membuka pintu.

“Kami tidak berani buka, akhirnya satu orang polisi datang, dia bilang ya udah gedor dari jendela, karena pintunya di kunci dari dalam,” jelasnya.

Setelah kamar berhasil dibuka, AN sudah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

Agustinus mengaku, selama ini AN tidak pernah mengeluh ataupun mengalami masalah keluarga.

Load More