Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 30 November 2021 | 18:49 WIB
Ilustrasi video porno (Unsplash/Charles Deluvio)

SuaraSumbar.id - Sebanyak 66,6 persen anak laki-laki dan 62,3 persen anak perempuan di Indonesia menonton kegiatan seksual atau pornografi melalui media online. Data tersebut diungkapkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).

Asisten Deputi Pelayanan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Robert Parlindungan S. menyebutkan data tersebut berdasarkan hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) KPPPA.

"Data SNPHAR menyebutkan cukup besar anak-anak yang menyaksikan kegiatan seksual melalui media online," kata Robert, Selasa (30/11/2021).

Data tersebut juga mengungkapkan 34,5 persen anak laki-laki pernah terlibat pornografi atau mempraktikkan langsung kegiatan seksual, dan 25 persen anak perempuan.

Baca Juga: Masa Pandemi, Kredit Usaha Mikro dan Kecil BRI Masih Meningkat

Angka ini menunjukkan bahwa anak laki-laki dan anak perempuan tersebut sudah pernah terlibat pornografi, baik itu pencabulan maupun hal lainnya.

Robert menyebutkan sebesar 38,2 persen dan 39 persen anak pernah mengirimkan foto kegiatan seksual melalui media daring.

"Jadi, cukup besar. Bahwa media-media online kita ini dipenuhi dengan hal-hal yang tidak pantas untuk dilihat, ditontot anak-anak," kata Robert.

Menurut dia, persoalan ini makin kompleks dengan perkembangan teknologi yang makin pesat bahwa pornografi merupakan salah satu bisa merusak masa depan anak.

"Hampir semua kekerasan seksual terjadi karena kita belum mampu menekan pornografi ini," kata Robert.

Baca Juga: Bangkitkan UMKM, BRI telah Salurkan Kredit hingga 67,4%

KPPPA juga mencatat dalam Sistem Informasi Prlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) Tahun 2021, selama 10 bulan terakhir sudah 11.149 kasus kekerasan terhadap anak. Bila dibagi dalam 10 bulan, dalam sebulan ada 1.000 kasus per hari.

Load More