Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 31 Oktober 2021 | 12:32 WIB
Ilustrasi kader kibarkan bendera PDI Perjuangan. (Beritajatim.com/Ist)

SuaraSumbar.id - Narasi yang menyebutkan nama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengusulkan untuk menutup pesantren di seluruh Indonesia.

Narasi itu terdapat dalam sebuah artikel media daring berjudul 'PDIP Usul ke Pemerintah agar pesantren ditutup seluruh Indonesia'.

Di bawah narasi tersebut terdapat kata 'AndebaNews' dan menyertakan foto Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Fakta soal usulan penutupan pesantren di Indonesia. (Facebook)

Narasi tersebut dibagikan oleh sebuah akun Facebook. Akun tersebut meminta untuk menyebarkan narasi itu.

Baca Juga: Harapan Megawati PDIP Bisa Menang Terus di Pemilu: Enggak Ada yang Menghalangi

"Cukup viralkan ini dan dikopi kasikan ke rakyat pelosok pelosok desa insya Allah pasti tumbang dan pasti dibenci sama rakyat terutama rakyat kaum pedesaan perdalaman".

Benarkah narasi yang beredar?

Mengutip Suara.com, narasi yang menyebut PDIP usul menutup pesantren di Indonesia adalah salah atau hoaks.

Diketahui, unggahan pertama mengenai PDIP usulkan penutupan pesantren muncul pada 2018.

Sementara itu, blog Sumatera News yang menyebarkan narasi tersebut telah dihapus pada 2018.

Baca Juga: Megawati Tegaskan Jabatan Presiden Hanya 2 Periode, Kalau Kemenangan PDIP Boleh Lebih

Setelah ditelusuri, tidak ada satupun pernyataan dari politikus PDIP mengenai adanya usulan penutupan pesantren di Indonesia.

Tidak ada pernyataan politikus PDIP yang membahas tentang usulan penutupan pesantren.

Usut punya usut, unggahan serupa pernah muncul pada Maret 2020. Kemudian, unggahan itu dibagikan kembali oleh warganet pada Oktober 2021.

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa narasi tersebut merupakan hoaks atau tidak benar.

Klaim tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan.

Catatan Redaksi:
Artikel ini merupakan bagian dari konten Cek Fakta Suara.com. Dibuat seakurat mungkin dengan sumber sejelas mungkin, namun tidak mesti menjadi rujukan kebenaran yang sesungguhnya (karena masih ada potensi salah informasi). Lebih lengkap mengenai konten Cek Fakta bisa dibaca di laman ini. Pembaca (publik) juga dipersilakan memberi komentar/kritik, baik melalui kolom komentar di setiap konten terkait, mengontak Redaksi Suara.com, atau menyampaikan isu/klaim yang butuh diverifikasi atau diperiksa faktanya melalui email cekfakta@suara.com.

Load More