Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono mengatakan, dari puluhan konflik tersebut, kasus kemunculan beruang madu paling mendominasi, bahkan hingga menyerang dan melukai manusia.
"Penanganan beruang paling banyak. Tahun ini terjadi dua kali penyerangan beruang terhadap manusia," katanya.
Maraknya kemunculan hewan buas, terutama yang hidup di hutan belantara juga bagian dampak dari pembabatan hutan yang selama ini menjadi rumah bagi satwa-satwa langka yang dilindungi. Hal itu dinyatakan Divisi Riset dan Database Walhi Sumbar, Andre Bustamar.
Menurut Andre, flora dan fauna di hutan Sumbar sudah sejak lama hidup berdampingan dengan masyarakat. Menurutnya, deforestasi akan memutus koridor-koridor satwa dan juga merusak rantai makanan ekosistem.
Baca Juga: Gubernur Sumbar Sebut Covid-19 Mustahil Hilang Tanpa Vaksin
"Koridor satwa sangat penting untuk menjaga manusia dan satwa tetap hidup berdampingan. Begitu pun dengan rantai makanan satwa yang terganggu akan menjadi peledakan populasi suatu satwa, serta menurunkan populasi satwa lain, itulah yang biasa disebut tropic cascade," katanya.
Lain halnya dengan Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi. Menurutnya, maraknya konflik hewan buas dengan manusia di Sumbar belum bisa dipastikan karena kerusakan hutan. Perlu kajian lebih lanjut menyangkut hal itu lantaran kawasan hutan di Sumbar masih terjaga.
"Bagi mereka (satwa liar) yang punya daya jelajah lebih jauh akan berpindah ke hutan yang lebih lebat. Apabila mereka tidak sanggup lagi menjelajah, tentu encari makanan secara instan yakni masuk ke perkampungan," katanya.
Seekor harimau atau satwa liar lainnya, belum tentu masuk permukiman warga untuk mencari mangsa. Bisa jadi, satwa-satwa itu ke pinggir hutan dekat pemukiman untuk mengasuh anak-anaknya.
"Anaknya ini kan diasuh dulu baru bisa memangsa dan biasanya (diasuh) di pinggir-pinggir hutan. Jika anak-anaknya ini sudah sigap dan tangkas memangsa, barulah (induknya) melepas anaknya ke hutan belantara," katanya.
Baca Juga: BI Kembali Buka Layanan Uang di Sumbar, Kaltara, Kalsel
Kontributor : B Rahmat
Berita Terkait
-
Mengenal Arti Eksploitasi Anak, Jennifer Coppen Geram Dituding Melakukannya
-
Indonesia di Ambang Bencana Megathrust? Ini Daftar 13 Wilayah Paling Terancam
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
-
Jakarta dan Jawa Barat Masih Berpotensi Hujan Sampai 1 April, BNPB Lakukan Rekayasa Cuaca
-
PT KAI Datangkan 12 Unit Kereta Baru untuk Perkuat KA Pariaman Ekspres
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Rekrutmen Guru Sekolah Rakyat Sudah Dibuka? Simak Syarat dan Kualifikasinya
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
Pilihan
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
Terkini
-
21 Orang Tewas Kecelakaan Selama Lebaran 2025 di Sumbar, 213 Orang Luka-luka!
-
Sukses Ekspor Berkat BRI, UMKM Asal Sidoarjo Raup Omzet Fantastis
-
BRI Bagikan Dividen Rp31,4 Triliun pada 10 April 2025
-
Anggota Satpol PP Agam Dikeroyok Puluhan Orang Saat Bubarkan Orgen Tunggal, Kepala hingga Kaki Lebam
-
Aktivitas Vulkanik Gunung Talang Solok Meningkat, Badan Geologi Minta Masyarakat Waspada Longsor!