SuaraSumbar.id - Air susu ibu atau ASI eksklusif sudah cukup untuk memenuhi kecukupan nutrisi bayi usia 0 hingga 6 bulan. Sebab, ASI mengandung kabohidrat, protein dan lemak.
ASI memiliki kalori yang tinggi, yang baik untuk bayi. Akibat kandungan kalori yang tinggi, tak sedikit yang menganggap bahwa ASI dapat membuat bayi obesitas.
Apalagi, temuan beberapa bayi cenderung gemuk, terlihat dari tangan dan kakinya memiliki lipatan lemak atau populernya disebut 'roti sobek'. Namun, benarkah ASI bisa membuat bayi mengalami obesitas?
Mengutip Suara.com, pakar ilmu kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Klara Yuliarti, SpA(K) mengatakan, ASI berisiko kecil membuat bayi mengalami obesitas. Meskipun ia tidak menampik dari hasil temuannya, ada bayi berusia 6 bulan yang masuk kategori overweight atau berat badan berlebih.
Baca Juga: Ibu Menyusui Jangan Takut Disuntik Vaksin Covid-19, Ada Manfaatnya untuk Bayi Loh!
"Jadi ada saya ingat, dari 100 bayi itu ada satu bayi yang beratnya mencapai 10 kilogram pada usia enam bulan. Kalau kita lihat tidak sampai obesitas. Kebetulan tinggi badannya juga baik, jadi perbandingan berat dan tingginya itu overweight," ujar dr. Klara dalam diskusi Pekan Imunisasi Sedunia 2021 bersama IMERI Universitas Indonesia, Sabtu (7/8/2021).
Dokter yang juga Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menjelaskan jika komposisi atau kandungan ASI cenderung beragam mengikuti pola makan ibu dan sesuai kebutuhan bayi.
Tapi ia menyoroti pola menyusui yang cenderung membuat bayi mengalami berat badan berlebih.
"Jadi itulah pentingnya seorang ibu mengenali tanda lapar bayi," terang dr. Klara.
Banyak ibu yang akan menyusui bayinya setiap kali anaknya menangis. Padahal bisa jadi bayi menangis bukan karena lapar, tapi karena ingin digendong, cemas, atau tidak nyaman karena mengompol.
Baca Juga: Menyusui Langsung VS Pumping, Benarkah Kadar Antibodi Bagi Bayi Berbeda?
"Istilahnya begitu dia menangis langsung disusui. Padahal bayi itu menangis pengen digendong atau mungkin bosan," tutur dr. Klara.
Dari data dan temuan itulah ia menyimpulkan bukan ASI yang menyebabkan obesitas atau kelebihan berat badan, melainkan pola menyusui sang ibu kepada bayinya.
Selanjutnya setelah bayi memasuki usia 6 bulan, komposisi ASI tidak lagi tinggi kalori. Ditambah bayi mulai mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI), sehingga frekuensi menyusui akan mulai berkurang, dan bayi mulai belajar tengkurap, merangkak dan sebagainya. Allhasil berat badannya akan kembali normal.
"Tubuhnya itu akan akan bergerak menuju normal dan tentunya bayi juga sudah mulai banyak aktivitas. Jadi itu akan membaik, jadi jarang yang menyebabkan masalah sepanjang itu memang konsumsi ASI eksklusif," pungkas dr. Klara
Berita Terkait
-
Viral Ibu Bagi-Bagi ASI saat Bulan Ramadan sampai Ditegur Tokoh Agama, Begini Klarifikasinya
-
Power Pump Mom, Ketika Para Ibu Saling Berbagi Pengalaman dan Solusi untuk Menghasilkan ASI Perah Berkualitas
-
5 Tips Puasa Sehat buat Ibu Menyusui, Jangan Lewatkan Sahur!
-
6 Pertanyaan tentang Puasa bagi Ibu Menyusui, Apakah Mempengaruhi Kesehatan Bayi?
-
Bolehkah Ibu Menyusui Puasa Ramadan? Ini Penjelasan Pakar Kesehatan
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Harga Tiket Pesawat Padang-Jakarta Tembus Rp 10 Jutaan, ke Malaysia Hanya Rp 1,4 Juta
-
8 Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Pasaman Barat Selama Operasi Ketupat Singgalang 2025, 3 Tewas!
-
Langkah Hebat Desa Wunut, Bagi-Bagi THR dan Sediakan Jaminan Sosial untuk Warga
-
Gempa 4,7 Magnitudo Guncang Kabupaten Agam, BMKG Ungkap Pemicunya
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025: Minyak Telon Aromatik Habbie Sukses, Meraih Rekor MURI