SuaraSumbar.id - Pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum mereda. Imbasnya, pemerintah terus melanjutkan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui sistem daring.
Kondisi ini menyulitkan anak-anak penyandang penyandang disabilitas, khususnya tunanetra. Mereka kesulitan meraba-raba agar tetap belajar setiap hari.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Aria Indrawati saat berbagi cerita dengan Suara.com, Senin (12/7/2021).
Sehari-hari, Aria bertugas di Yayasan Mitra Netra yang konsennya terhadap anak-anak penyandang tunanetra. Ia mengaku banyak menerima keluhan dari anak-anak tersebut terkait sulitnya belajar daring atau PJJ.
"Kalau di mitra netra itu tuna netra yang kami layani kan yang masih sekolah atau kuliah jadi sebagian besar mereka masih tinggal sama orang tua. Ya kesulitan yang mereka hadapi terutama yang anak-anak yang SD itu tantangannya adalah belajar online buat mereka tantangan tersendiri," kata Aria.
Ia menjelaskan, para anak penyandang tunanetra yang terpaksa belajar daring untuk saat ini memang sangat perlu pendampingan orang tua atau walinya. Hal itu justru harus menjadi pilar penting dalam kegiatan tersebut.
"Faktanya, tidak semua orang tua punya kapasitas untuk melakukan pemdampingan," tuturnya.
Aria kemudian mencontohkan kasus dimana salah satu kesulitan siswa-siswa tunanetra menyerap pelajaran via daring. Misalnya dalam pelajaran matematika, secara tatap muka saja sulit untuk guru memodifikasi penjelasannya.
Sementara untuk hari-hari ini, lebih terasa sulit karena pelajaran dilakukan secara daring.
Baca Juga: Derita Bertubi Pemijat Tunanetra: Sepi Bansos Covid, Diusir dari Kontrakan karena Nganggur
"Apalagi pembelajaran yang lewat TVRI itu. Nah di TVRI itu gurunya tidak diberikan briefing bahwa sebagian anak yang nonton program dia itu tuna netra tidak bisa melihat jadi bahasanya tentu harus disesuaikan. Jangan ketika dia harus menjelaskan gambar ya harus naratif," tuturnya.
Sebetulnya Kemendikbud Ristek sudah memberikan pedoman. Namun, kata Aria, apakah sosialisasinya mengenai hal tersebut sudah dipahami atau belum masih menjadi pertanyaan.
Tak hanya itu, Aria juga mengungkapkan, kesulitan lainnya yang dialami anak-anak penyandang tuna netra, yakni bagaimana akses buku pelajaran terutama buku braille. Hal itu perlu biaya untuk meminjam buku ke perpustakaan untuk mengantarkan sampai ke rumah.
"Nah itu semakin banyak buku yang digunakan kan semakin mahal biaya pengirimannya," ungkapnya.
Solusi
Kendati begitu, Aria bersama teman-temannya di yayasan tak tinggal diam. Ia memberikan tutorial pelajaran untuk para orang tua atau wali yang mendampingi si anak dalam belajar. Terutama para wali yang mendampingi anak penyandang tuna netra yang duduk di Sekolah Dasar.
"Itu orang tuanya harus ada harus benar-benar mendampingi nanti misalnya tutor kita memperlihatkan ini alat peraganya ini cara menjelaskannya begini. Nah orang tua itu mempraktikkannya pada anak," kata dia.
Menurutnya, pemberian tutorial atau pelatihan kepada pendamping juga sangat penting dilakukan. Dukungan juga masih diberikan ketika masa pengetatan lewat PPKM Darurat kembali diberlakukan akibat adanya gelombang covid.
"Masih terus kita berikan baik yang langsung menyentuh pelajaran di sekolah maupun yang ektra-ekstra yang sifatnya untuk memberikan keterampilan tambahan supaya siswa-siswa lebih mudah mengikuti pelajaran di sekolah," tuturnya.
Lebih lanjut, Aria berharap pemerintah terutama bisa memberikan perhatian lebih terhadap hal tersebut. Bagaimana mengakomodir ketersediaan buku pelajaran braille juga misalnya menjadi hal yang sangat diharapkan. (Suara.com)
Berita Terkait
-
Dampak Covid-19 Terhadap Sektor Pendidikan di Indonesia
-
Ical, Si Anak Air
-
PTM Terbatas, Antara Kesiapan Sekolah dan Peran Orang Tua
-
Koordinator P2G Satriwan Salim: Pembelajaran Tatap Muka, Harus Ada Pemetaan Rinci Dulu
-
Dinamika Sekolah Daring: Pelajar Tak Lagi Semangat Belajar Hingga Kecanduan Game Online
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
Terkini
-
Semen Padang FC Optimistis Raih Tiga Poin Saat Hadapi PSBS Biak di Stadion Agus Salim!
-
Kota Padang Hadirkan Aplikasi Lapor Kekerasan Perempuan dan Anak, Begini Cara Lapornya!
-
Sukses Melesat! UMKM Healthcare Berkembang Berkat Program BRI Pengusaha Muda BRILiaN
-
Cuan Maksimal! Investasi SR023T3 & SR023T5 Dapat Kupon 5,95% Hingga Cashback Belasan Juta
-
Padang Bakal Bentuk Satgas Penanganan Ternak di TPA Air Dingin, Ini Alasannya