Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 13 Mei 2021 | 20:31 WIB
Ilustrasi Covid-19.(Pixabay/fernandozhiminaicela)

SuaraSumbar.id - Untuk mengatasi kemungkinan lonjakan kasus baru Covid-19 usai Idul Fitri 2021, Pemkot Padang menyiapkan tempat isolasi mandiri di Rumah Nelayan, Kecamatan Koto Tangah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Ferimulyani Hamid mengatakan bahwa mobilitas warga tak bisa ditahan lantaran libur Lebaran kali ini cukup lama.

"Libur lebaran kali ini cukup lama. Mobilisasi warga dari satu tempat ke tempat lain tidak akan dapat ditahan. Hal ini akan mempercepat penularan Covid-19, mulai Senin 17 Mei kita buka tempat isolasi mandiri," kata Ferimulyani dikutip dari Antara, Rabu (13/5/2021).

Menurutnya, tempat isolasi mandiri tersebut berupa fasilitas 80 rumah yang dapat menampung 300 pasien Covid-19.

“Kami juga siapkan tenaga kesehatan di Rumah Nelayan itu nanti,” ujarnya.

Feri menyebutkan angka positif Covid-19 di Kota Padang memang terus meningkat sepekan terakhir ini. Bahkan, sehari sebelum Lebaran, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, jumlah warga yang terpapar Covid-19sebanyak 154 kasus.

“Kami berharap seluruh warga mematuhi protokol kesehatan meski sedang berlebaran,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Pemkot juga menjajaki kemungkinan untuk menetapkan kembali Rumah Sakit Umum Daerah Rasidin sebagai rumah sakit khusus Covid-19.

"Jika kasus baru terus naik itu akan dilakukan," katanya.

Ia mengingatkan terdapat sejumlah kondisi rawan penyebaran Covid-19 yang harus diwaspadai oleh masyarakat agar tidak tertular.

Pertama adalah ketika seseorang merasa memiliki kedekatan seperti di antara sesama anggota keluarga sehingga merasa tidak perlu menerapkan protokol kesehatan.

"Misalnya seorang suami yang baru pulang kerja merasa tidak terinfeksi apa-apa, lalu di rumah tidak perlu cuci tangan, mandi dan ganti baju dan langsung berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain," ujarnya.

Kedua pada saat berkumpul bersama orang kadang tidak nyaman memakai masker, kemudian dibuka di bagian hidung, padahal memakai masker yang benar adalah menutup mulut dan hidung sehingga tidak ada celah droplet masuk.

Ia melihat ada orang yang saat berbicara melepas masker dan ini merupakan titik lemah rawan menyebarkan Covid-19. Berikutnya yang ketiga ketika selesai mengikuti suatu kegiatan bersama foto bersama dan membuka masker.

"Foto bareng itu biasanya kalau ibu-ibu kan ingin memperlihatkan lipstik di bibir, dan bapak bapak mau nampak kumis, jadi buka masker," ujarnya.

Selanjutnya keempat adalah pada saat makan bersama orang akan membuka masker apalagi saat ini di bulan puasa ada agenda buka bersama.

"Idealnya saat makan fokus dengan makanan dan jangan berbicara sehingga tidak ada droplet yang keluar," kata dia.

Kemudian kelima kejenuhan karena orang sudah merasa jenuh dan tidak mau lagi pakai masker. Ada banyak orang yang sudah jenuh pakai masker baik karena ketidaktahuan atau sudah bosan.

Berikutnya keenam kesalahan dalam memakai masker sehingga tidak menutupi hidung dan mulut dengan sempurna dan terakhir kesalahan dalam bertindak dalam menyikapi pandemi ini,

Ia berharap masyarakat tetap disiplin mentaati protokol kesehatan karena virus tidak akan pandang bulu bisa menginfeksi siapa saja.

"Saat seseorang lengah dengan protokol kesehatan maka peluang terpapar akan lebih tinggi," kata dia. (Antara)

Load More