Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 20 April 2021 | 16:24 WIB
Warga Padang Pariaman memegang benda yang diduga batu meteor. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Seorang pria bernama Robi Tamar (40) mengklaim menemukan batu meteor seberat 8 kilogram. Batu langka berbagai ukuran itu ditemukan Robi di kebun pepayanya di kawasan Kecamatan VII Koto, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Robi mengatakan, batu meteor itu ditemukannya sekitar bulan Februari 2021. Menurutnya, ada warga yang sebelumnya melihat api jatuh ke arah kebunnya.

"Sekitar akhir 2020, ada warga yang melihat api besar yang jatuh ke arah kebun saya. Tapi saya tidak percaya karena memang mengira daerah kebun itu angker," katanya, dikutip Antara, Selasa (20/4/2021).

Alhasil, Robi pun tak menghiraukan kabar tersebut. Namun saat berkunjung ke kebun di bulan Februari 2021, Robi justru menemukan serpihan batu bekas terbakar. Setelah itu, dia secara bertahap juga menemukan jenis batuan lainnya.

Baca Juga: Geger! Seorang Pria Tewas Tergantung di Dinding WC Musala Padang Pariaman

Robi juga melihat daun kelapa dan pepaya di kebunnya seperti bekas terbakar. Kemudian, ada batu yang tertancap di tanah dan sekeliling batu itu ada tanah yang menyembul seperti bekas ledakan.

"Saya mencoba mencari tahu jenis batuan ini, namun tidak membuahkan hasil. Akhirnya saya bergabung ke Komunitas Meteor Indonesia, di sana saya mencari orang yang memahami batu meteor," katanya.

Robi pun menjalin komunikasi dengan orang tersebut dan menanyakan jenis batu yang dimiliki. Orang itu pun memberitahukan bahwa batu yang dimiliki merupakan batu meteor.

Bahkan, dari penjelasan orang tersebut batu yang ditemukan itu merupakan batuan meteor jenis langka yaitu campuran batuan dengan logam, tembaga, dan emas.

Setidaknya, ada sejumlah jenis batuan meteor yang ditemukannya. Saat diuji, magnet dapat menempel di seluruh batuan yang ditemukannys tersebut.

Baca Juga: Heboh Video Siswa SMA di Sumbar Desak Pemerintah Bebaskan Habib Rizieq

Dalam waktu dekat, Robi mengaku akan memeriksa batu tersebut ke Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) guna memastikan temuannya.

"Saya sudah mencoba menghubungi NASA namun diarahkan ke LAPAN," ujarnya.

Dia juga mengaku bersedia menjual batu yang ditemukan tersebut asal si pembeli akan menggunakannya untuk edukasi. (Antara)

Load More