Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 23 Maret 2021 | 16:14 WIB
Direktur Jenderal (Dirjen) Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Abdul Kadir saat berkunjung ke RSUP M Djamil Padang. [Suara.com/B. Rahmat]

SuaraSumbar.id - Sumatera Barat (Sumbar) belum termasuk daerah prioritas penerima dosis vaksin Covid-19  AstraZeneca. Alasannya, vaksin varian baru ini baru diutamakan bagi provinsi dengan jumlah penduduk banyak.

Hal itu dinyatakan Direktur Jenderal (Dirjen) Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Abdul Kadir saat berkunjung ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang, Selasa (23/3/2021).

"Saat ini yang diprioritaskan adalah wilayah-wilayah yang populasi daerahnya lebih tinggi. Termasuk juga wilayah yang angka positifnya (Covid-19) tinggi," katanya.

Bukan berarti mengenyampingkan daerah dengan populasi penduduk kecil, kata Abdul. Namun secara teorinya, populasi penduduknya besar, dipastikan faktor risiko penularannya juga lebih tinggi.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Tuai Polemik, Wagub DKI: Kami Akan Terima

"Saat ini Sumbar belum masuk prioritas. Lagian untuk vaksin sinovac masih dilangsungkan pengiriman. Apabila vaksin sinovac sudah habis, baru akan didistribusikan  AstraZeneca," katanya.

"Tidak mungkin seseorang yang disuntik vaksin sinovac pada tahap pertama, kemudian tahap kedua divaksin AsraZeneca. Itu tidak akan efektif," sambungnya lagi.

Sebelumnya, tujuh daerah yang telah menerima vaksin AstraZeneca yakni provinsi DKI Jakarta, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara (Sulut), Bali, Jawa Timur (Jatim), dan Kepulauan Riau (Kepri).

Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ketujuh provinsi itu dipilih dengan pertimbangan percepatan vaksinasi jelang pembukaan pariwisata di daerah tersebut.

"Ada permintaan untuk akselerasi vaksinasi terkait sasaran vaksinasi tahap kedua, seperti adanya rencana pembukaan pariwisata atau adanya event internasional," katanya.

Baca Juga: Riza Patria: Tugas Kami Tinggal Laksanakan Vaksinasi di Jakarta

Vaksin AstraZeneca digunakan di Indonesia setelah sempat tersendat polemik kasus penggumpalan darah di berbagai negara.

Hasil pemeriksaan Badan Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat Inggris (MHRA), dan Otoritas Kesehatan Eropa (EMA) menyatakan Vaksin AstraZeneca aman untuk digunakan.

Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia resmi mencabut penangguhan sementara Vaksin AstraZeneca dan mulai menyuntikkan ke masyarakat.

Sejauh ini, Indonesia sudah menerima kedatangan 1.113.600 dosis lebih vaksin AstraZeneca. Ini merupakan pengiriman pertama melalui mekanisme Fasilitas COVAX yang dinaungi oleh World Health Organization (WHO).

Melalui mekanisme ini, Indonesia akan menerima total 11.704.800 dosis vaksin AstraZeneca secara gratis hingga Mei 2021 nanti.

Kontributor : B Rahmat

Load More