SuaraSumbar.id - Selama pandemi Covdi-19, anak putus sekolah mengalami peningkatan. Seperti yang diungkapkan Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti.
Dia mengatakan, ada ada lima alasan yang menyebabkan anak putus sekolah, yaitu karena menikah, bekerja, menunggak iuran SPP, kecanduan game online, dan meninggal dunia.
“Pandemi Covid-19 sudah berlangsung setahun, seharusnya pemerintah daerah sudah dapat memetakan permasalahan pendidikan di wilayahnya,” kata Retno.
“Namun KPAI justru menemukan data-data lapangan yang menunjukan angka putus sekolah cukup tinggi, terutama menimpa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin,” sambungnya.
Baca Juga: Polres Karawang Tetap Lanjutkan Penyelidikan Dugaan Penganiayaan Wartawan Meski Kalah Praperadilan
Dia mengungkapkan, anak putus sekolah karena menikah selama dua bulan mencapai 33 orang dari Seluma, Bengkulu dan Bima. Bahkan rata-rata masih duduk di kelas XII.
Mereka rata-rata menikah tanpa sepengetahuan pihak sekolah karena masih pembelajaran jarak jauh. Pernikahan diketahui setelah guru bimbingan konseling melakukan kunjungan ke rumah.
Lalu ada juga sejumlah siswa SMK dan SMP terpaksa bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya yang terdampak pandemi seperti satu siswa SMPN Cimahi yang bekerja sebagai tukang bangunan
Di Jakarta satu siswa terpaksabekerja di percetakan karena orang tuanya tak mampu lagi membayar karyawan.Termasuk banyak siswa putus sekolah karena menunggak SPP selama berbulan-bulan.
Jumlahnya cukup banyak karena ada 34 kasus anak yang terpaksa putus sekolah karena menungguk SPP berbulan-bulan, Sekitar 90 persen bersasal dari sekolah swasta.
Baca Juga: Vaksinasi Lamban, Perhimpunan Guru Ragu Sekolah Bisa Dibuka Juli Tahun Ini
Alasan selanjutnya, banyak siswa yang kecanduan gim online bahkan ada satu siswa yang terpaksa cuti sekolah selama satu tahun untuk proses pemulihan secara psikologi.
“Kisah dari para guru di beberapa daerah juga menunjukkan fakta yang mengejutkan, bahwa anak-anak yang pagi hari tidak muncul di PJJ online ternyata masih tidur karena main game online hingga menjelang subuh,” ucapnya.
Berita Terkait
-
Didit Prabowo Buka Toko Dadakan di Mal, Lengangnya Pengawalan Paspampres Dipertanyakan
-
Tren Media Sosial dan Fenomena Enggan Menikah di Kalangan Anak Muda
-
Heboh Susnya Lily Pakai Jilbab Branded, Memangnya Berapa Gaji Pengasuh Anak Raffi Ahmad?
-
Majelis Taklim Deklarasikan Gerakan Anti-Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
-
Catat! Janji Gandeng Anak Muda untuk Program di Jakarta, Pramono: Kalau Tak Dilibatkan, Saya Kira Kurang Bermanfaat
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
Terkini
-
Kakak-Adik Nia Kurnia Sari Perankan Sahabat di Film Tragedi Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan
-
Harga Cabai Rawit Anjlok di Solok Selatan, Kini Cuma Rp21 Ribu per Kilogram
-
Aditya Gumay Garap Film Nia Kurnia Sari, Kisah Nyata Gadis Penjual Gorengan yang Tewas Dibunuh
-
SMA 12 Padang Disegel? Klarifikasi Dinas Pendidikan dan Anak Nagari Nanggalo
-
Lalin Sumbar-Riau Lumpuh! Truk Terbalik di Jembatan Tanjung Alai