Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 18 Februari 2021 | 06:15 WIB
Clemira River View, perumahan bersubsidi BTN di Kabupaten Solok, Sumatera Barat. [ist]

Sebagai pemilik kuota rumah bersubsidi tertinggi, BTN memang menjadi buruan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang mengidami-idamkan punya rumah. Bahkan, BTN kerap disebut bank penjawab mimpi para buruh dan pegawai rendah.

"Kreditnya super ringan dan itu saya rasakan sampai sekarang," kata Taufik, salah seorang pelanggan KPR bersubsidi BTN di Kota Padang.

Taufik membeli rumah bersubsidi tipe 36 tahun 2011 di kawasan Sungai Sapih, Kecamatan Kuranji Kota Padang dengan DP ringan. Sedangkan angsuran per bulannya hanya Rp 740 ribu.

Ayah 6 orang anak ini memilih rumah bersubsidi karena memang penghasilannya sebagai PNS tidak mencukupi untuk membeli rumah lunas.

Baca Juga: Tahun 2020, BTN Catatkan Laba Bersih 665 Persen Jadi Rp1,6 Triliun

"Golongan saya saat itu baru 3 C. Untuk makan saja susah, apalagi mau beli rumah lunas," katanya.

Lantas, dia pun memberanikan diri untuk kredit rumah ke BTN. Alhasil, dalam waktu dua bulan, proses akad pun selesai dan Taufik menempati rumah tersebut.

"Prosesnya gampang dan tidak bertele-tele, ini yang membuat orang nyaman kredit di BTN. Cocok BTN dijuluki rumah sejuta umat," katanya sembari tertawa.

Menurut Taufik, rumah yang dibangun melalui kredit BTN juga tidak asal-asalan. Dengan kata lain, memang betul-betul bisa ditempati. Apalagi, pihak bank juga mengecek pekerjaan pengembang yang menyediakan rumah untuk konsumen.

"Kalau nggak kredit dari dulu, entah kapan saya punya rumah. Sekarang hutang rumah hanya tinggal beberapa tahun lagi," katanya pria 41 tahun itu.

Baca Juga: Setelah Gedung Terbakar, BTN Makassar Pastikan Dokumen Nasabah Aman

Senada dengan itu, seorang pedagang kelontongan di Solok, Muntari (37) pun merasakan hal yang sama. Menurutnya, proses kredit rumah di BTN super cepat dan mudah.

"Asal jujur penghasilan rendah, nggak tipu-tipu, usahanya jelas, pasti dikabulkan. Ini saya contohnya, alhamdulillah dikabulkan," katanya.

Muntari mengaku penghasilannya memang tidak menentu, namun bisa memastikan bisa membayar angsuran kredit setiap bulan. Dengan kata lain, BTN mengabulkan permintaan konsumel asal bisa memberikan garansi pembayaran dengan usaha yang digeluti.

Kredit rumah Muntari disetujui BTN akhir 2018. Saat ini, dia mencicil angsuran Rp 945 ribu dalam per bulannya. "Anak saya perempuan, jadi mesti cepat-cepat punya rumah. Walaupun kredit," katanya.

Winda Permata Sari (27) juga membeli rumah lewat BTN sebelum menikah tahun lalu. Bahkan saat membelinya, Winda masih berstatus gadis alias belum menikah.

Menurut warga asal Kabupaten Solok itu, inti kredit rumah adalah berani, dan dari situlah timbul kepercayaan untuk melunasinya.

Load More