Pasaman Barat Perpanpang Masa Tanggap Darurat, Akses Terputus Jadi Tantangan Serius

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), resmi memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama tujuh hari ke depan.

Riki Chandra
Selasa, 16 Desember 2025 | 11:56 WIB
Pasaman Barat Perpanpang Masa Tanggap Darurat, Akses Terputus Jadi Tantangan Serius
Pemkab Pasaman Barat memacu percepatan pembukaan jalan tertimbun longsor di Tinggam Nagari (Desa) Sinuruik, Kecamatan Talamau untuk membuka akses transportasi menuju daerah Bateh Samuik Tombang yang masih terisolasi, Senin (15/12/2025). [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Tanggap darurat diperpanjang fokus buka akses wilayah terdampak bencana alam

  • Empat kecamatan Pasaman Barat masih terisolasi akibat banjir longsor

  • Jembatan darurat dan distribusi logistik jadi prioritas utama pemerintah

SuaraSumbar.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar), resmi memperpanjang masa tanggap darurat bencana selama tujuh hari ke depan yang berlaku sejak 16 hingga 22 Desember 2025.

Kebijakan ini diambil lantaran sejumlah wilayah terdampak banjir dan longsor masih membutuhkan penanganan intensif, terutama terkait akses jalan dan distribusi bantuan logistik bagi warga terdampak.

Bupati Pasaman Barat, Yulianto mengatan, perpanjangan tanggap darurat bencana Pasaman Barat difokuskan pada empat wilayah yang hingga kini membutuhkan perhatian serius.

Daerah tersebut meliputi Maligi di Kecamatan Sasak, Nagari Katiagan Kecamatan Kinali, Nagari Sinuruik Kecamatan Talamau, serta sejumlah kawasan di Kecamatan Ranah Batahan.

"Secara umum daerah yang terdampak bencana sudah bisa disalurkan bantuan logistik, tetapi perlu penanganan serius jalan menuju lokasi itu," katanya, Selasa (16/12/2025).

Ia menjelaskan, keterbatasan akses transportasi masih menjadi kendala utama dalam percepatan penanganan bencana. Pemerintah daerah bersama tim gabungan terus berupaya membuka akses jalan agar distribusi bantuan dapat dilakukan secara optimal.

"Saat ini di empat lokasi itu akses transportasi masih terbatas. Pembenahan dan pembersihan material banjir dan longsor terus dilakukan," katanya.

Upaya konkret yang dilakukan di lapangan di antaranya pembangunan jembatan darurat di Sikabau, Kecamatan Koto Balingka, bekerja sama dengan TNI AD.

Jembatan tersebut sebelumnya terputus akibat terjangan banjir dan kini telah selesai dibangun sehingga tinggal dimaksimalkan untuk pendistribusian logistik.

Selain itu, pembersihan material longsor juga masih berlangsung di jalur menuju Talamau, tepatnya di kawasan Pasanggiang Talu. Kondisi jalan yang berlumpur menyebabkan jalur tersebut saat ini hanya bisa dilalui kendaraan gardan dua. Distribusi bantuan juga terus dilakukan ke wilayah dengan akses terbatas seperti Katiagan Kinali dan Maligi Sasak.

Berdasarkan data terakhir, bencana alam di wilayah Sumatera Barat ini mengakibatkan lima orang meninggal dunia, tiga orang dinyatakan hilang, lima orang luka-luka, serta 352 orang terpaksa mengungsi di rumah kerabat. Kerusakan fisik juga cukup signifikan, mulai dari rumah warga hingga fasilitas umum.

Tercatat 18 unit rumah rusak berat, 16 unit rusak sedang, 38 unit rusak ringan, dan 11 unit rumah hanyut. Selain itu, tiga fasilitas kesehatan rusak, 30 tempat ibadah terdampak, serta satu kantor mengalami kerusakan. Infrastruktur lain yang terdampak meliputi irigasi, bendungan, jembatan, jalan, lahan pertanian, hingga perkebunan.

"Untuk warga yang rumahnya rusak dan hanyut pihaknya telah mengusulkan ke BNPB melalui Provinsi Sumbar agar membantu dana tunggu hunian sambil menunggu hunian sementara dan hunian tetap."

Perpanjangan tanggap darurat bencana Pasaman Barat diharapkan mampu mempercepat pemulihan wilayah terdampak serta memastikan kebutuhan dasar warga dapat terpenuhi secara merata. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak