- Korban meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Agam terus meningkat.
- Ribuan warga mengungsi dan puluhan dapur umum telah dibuka.
- Akses terputus, pemerintah fokus buka jalur distribusi logistik.
SuaraSumbar.id - Jumlah korban meninggal dunia diterjang banjir bandang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), terus bertambah. Hingga Jumat (5/12/2025) malam, total korban meninggal mencapai 173 orang dan yang belum ditemukan atau hilang 85 orang.
Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, mengatakan bahwa pencarian korban hilang masih terfokus pada empat kecamatan.
Upaya pencarian tersebut menjadi prioritas utama karena angka korban meninggal di Agam terus bertambah seiring ditemukannya korban baru.
Ia menegaskan bahwa proses pencarian kembali dilanjutkan pada Sabtu pagi dengan melibatkan BPBD Agam, Basarnas, TNI, Polri, serta unsur lainnya.
Selain menggunakan metode pencarian manual, petugas juga mengoperasikan alat berat untuk membersihkan material tanah dan pohon yang menimbun area terdampak.
Langkah ini dilakukan agar pencarian korban dapat dilakukan lebih cepat di tengah meningkatnya jumlah korban meninggal di Agam.
Sementara itu, jumlah warga mengungsi telah mencapai 10.910 orang yang tersebar di delapan kecamatan. Para pengungsi menempati rumah keluarga, tempat ibadah, dan sejumlah lokasi penampungan yang telah disediakan.
"BPBD mendirikan 26 dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan harian para pengungsi," katanya.
Selain korban meninggal, terdapat 19 warga yang kini menjalani perawatan akibat luka serius. BPBD mencatat sebanyak 31.523 warga lainnya dalam kondisi terisolasi akibat akses jalan menuju permukiman mereka terputus.
Pemkab Agam berupaya membuka akses jalan secepat mungkin agar distribusi logistik dapat berjalan lancar.
"Kita masih berusaha untuk membuka jalan dengan alat berat dan berharap segera selesai, sehingga pendistribusian logistik lancar," ujar Rahmat.
Dengan terus bertambahnya jumlah korban meninggal di Agam, berbagai pihak terus bekerja siang malam untuk evakuasi, penanganan pengungsi, serta pemulihan akses wilayah yang terdampak.