-
Campuran etanol 10 persen aman untuk kendaraan modern keluaran 2010 ke atas.
-
Ahli ITB E10 tingkatkan oktan dan kurangi emisi kendaraan.
-
Pemerintah siapkan roadmap E10 sejalan arahan Presiden Prabowo Subianto
SuaraSumbar.id - Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menegaskan bahwa penggunaan campuran etanol 10 persen atau E10 dalam bahan bakar minyak (BBM) masih aman digunakan untuk kendaraan modern, khususnya mobil dan motor dengan sistem injeksi keluaran 2010 ke atas.
“Campuran etanol pada BBM 10 persen (E10) umumnya aman pada mesin mobil dan motor injeksi keluaran 2010 ke atas, karena material selang, seal, pompa, injektor, serta kalibrasi ECU sudah kompatibel. Bahkan, manfaatnya justru meningkatkan angka oktan yang membuat mesin lebih tahan terhadap knocking, serta menurunkan emisi CO,” kata Yannes Martinus Pasaribu.
Menurut Yannes, campuran etanol 10 persen memberikan sejumlah keuntungan bagi kendaraan modern. Namun, ia mengingatkan bahwa untuk kendaraan lama, pemilik perlu memperhatikan kompatibilitas komponen terhadap karakteristik etanol.
Untuk kendaraan yang menggunakan campuran etanol 5 persen (E5), hampir semua jenis kendaraan, baik keluaran lama maupun baru, masih dapat menggunakannya tanpa kendala besar.
“Meski demikian, pemilik kendaraan lama sebaiknya melakukan sedikit modifikasi pada selang, seal, dan diafragma pompa agar sesuai dengan karakteristik etanol,” ujarnya.
Ia juga menyarankan agar para pengguna kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, mencermati kembali buku panduan atau manual book yang dikeluarkan oleh pabrikan masing-masing.
“Untuk mobil atau motor injeksi keluaran di atas 2010 dapat dikatakan aman karena umumnya material dan kalibrasinya sudah dirancang kompatibel,” jelas Yannes.
Sementara itu, pemerintah tengah menyiapkan langkah konkret menuju implementasi BBM campuran etanol 10 persen (E10). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut pihaknya masih menyusun peta jalan (roadmap) pengembangan E10.
Rencana ini didasari oleh keberhasilan program biodiesel, yang berkembang dari B10 hingga B40, dan ditargetkan mencapai B50 pada 2026.
Bahlil menjelaskan, implementasi E10 akan dilakukan setelah persiapan infrastruktur dan pabrik etanol rampung, baik yang berbahan baku tebu maupun singkong.
Langkah ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat industri etanol nasional sebagai bagian dari upaya menuju ketahanan energi berkelanjutan di Indonesia.
Dengan demikian, berdasarkan pandangan ahli ITB, campuran etanol 10 persen masih tergolong aman untuk kendaraan modern, selama pengguna memastikan kendaraan mereka sesuai dengan spesifikasi pabrikan dan melakukan perawatan yang tepat. (Antara)