Jemaah Haji Debarkasi Padang dari Bengkulu Meninggal di Pesawat Saat Pulang dari Tanah Suci!

Seorang jemaah haji asal Bengkulu yang tergabung dalam Debarkasi Padang meninggal dunia di dalam pesawat saat perjalanan pulang dari Arab Saudi ke Indonesia.

Riki Chandra
Senin, 16 Juni 2025 | 14:19 WIB
Jemaah Haji Debarkasi Padang dari Bengkulu Meninggal di Pesawat Saat Pulang dari Tanah Suci!
Jemaah haji Kloter 3 Debarkasi Padang tiba di Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat. [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Seorang jemaah haji asal Bengkulu yang tergabung dalam Debarkasi Padang meninggal dunia di dalam pesawat saat perjalanan pulang dari Arab Saudi ke Indonesia.

Jemaah tersebut bernama Isarno Alikemat (70), yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 3 asal Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Peristiwa ini terjadi pada Minggu (15/6/2025), pukul 06.10 waktu Arab Saudi (WAS), tepat satu jam setelah pesawat lepas landas dari Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang.

"Isarno Alikemat warga Bengkulu wafat di pesawat pada Minggu (15/6/2025) pukul 06.10 Waktu Arab Saudi. Ia meninggal dunia dalam perjalanan dari Bandara Jeddah menuju Bandara Internasional Minangkabau," kata dokter kloter 3, Abdul Wasik, di Padang, Senin (16/6/2025).

Menurut penjelasan Abdul Wasik, Isarno tidak menunjukkan gejala atau keluhan kesehatan serius selama menjalani ibadah haji di Tanah Suci.

Bahkan, sebelum keberangkatan pulang, kondisi fisiknya terpantau stabil dan sehat. Namun, kondisi berubah drastis saat penerbangan sudah mengudara sekitar satu jam.

Petugas menerima informasi dari salah satu jemaah bahwa Isarno ditemukan terbaring lemas di kursinya.

Saat dilakukan pemeriksaan oleh tim medis kloter, Isarno sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Tim medis kemudian menyatakan bahwa Isarno meninggal dunia akibat henti jantung (acute myocardial infarction) yang dipicu oleh penyumbatan pembuluh darah koroner.

"Dalam status kesehatan haji, jemaah ini termasuk kategori risiko tinggi sedang, dengan diagnosa dislipidemia dan hipertensi, serta rutin mengonsumsi obat. Almarhum berangkat haji tanpa pendampingan," jelas Wasik.

Setibanya di Bandara Internasional Minangkabau, jenazah Isarno langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang untuk pemeriksaan lanjutan.

Setelah proses administratif dan medis selesai, jenazah dipulangkan ke kampung halamannya di Provinsi Bengkulu menggunakan pesawat komersial.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumbar, Abrar Munanda, menyampaikan bahwa proses pemulangan jenazah berjalan lancar dan tidak mengganggu kedatangan jemaah lainnya di kloter 3.

"Atas nama PPIH kami menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga almarhum meraih haji yang mabrur, dan nilai pahala haji mabrur Allah berikan untuk almarhum," ujarnya.

Kematian Jemaah Haji dan Tantangan Kesehatan Lansia

Kasus meninggalnya jemaah haji di pesawat dalam perjalanan pulang menyoroti kembali pentingnya pemeriksaan kesehatan menyeluruh terhadap jemaah lanjut usia sebelum keberangkatan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, mayoritas jemaah haji asal Indonesia pada musim haji 2025 berusia di atas 60 tahun dan memiliki penyakit bawaan seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.

Kemenkes RI juga mencatat bahwa hingga pertengahan Juni 2025, telah terjadi lebih dari 100 kasus kematian jemaah haji Indonesia di Tanah Suci, sebagian besar disebabkan oleh penyakit jantung, stroke, dan kelelahan akibat cuaca ekstrem.

Pemerintah melalui PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) terus mengimbau agar jemaah haji dengan riwayat penyakit kronis tetap menjalankan protokol kesehatan dan rutin memeriksakan kondisi ke tim medis kloter selama berada di Arab Saudi maupun saat perjalanan pulang.

Khusus untuk jemaah haji berisiko tinggi, seperti yang dialami Isarno, pendampingan dan pengawasan ketat selama ibadah haji sangat disarankan untuk meminimalkan risiko kejadian serupa.

Dalam regulasi penyelenggaraan ibadah haji, penanganan terhadap jemaah haji yang meninggal di luar negeri, termasuk di pesawat, telah memiliki protokol standar internasional.

Jenazah yang meninggal dalam pesawat akan segera ditangani oleh otoritas bandara dan fasilitas medis negara tujuan pendaratan.

Pemerintah Indonesia juga bekerja sama dengan otoritas Arab Saudi untuk memastikan seluruh proses mulai dari sertifikasi kematian hingga pemulangan jenazah berjalan sesuai prosedur dan tidak menghambat proses kepulangan jemaah lain.

Peristiwa meninggalnya Isarno Alikemat ini menjadi pengingat pentingnya kesiapan fisik dan mental dalam menjalankan ibadah haji, terutama bagi jemaah lansia dengan riwayat penyakit bawaan.

Pemerintah berkomitmen terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan dalam penyelenggaraan ibadah haji di masa mendatang.

"Semoga almarhum meraih haji mabrur, dan amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT," demikian harapan dari seluruh tim kloter 3 Debarkasi Padang. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak