BPBD Agam juga mendorong pemanfaatan alat pelindung seperti pelampung atau beraktivitas dengan pendamping bila berada di dekat aliran sungai. Apalagi, kondisi air sulit ditebak, terutama saat musim hujan.
Hingga saat ini, pihak keluarga telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Mereka pun menolak untuk dilakukan autopsi karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Jenazah Syamsul Bahri telah dimakamkan di pemakaman keluarga di Nagari Bawan pada Rabu sore.
Sementara itu, Pemkab Agam menyatakan akan terus memperkuat sistem deteksi dini dan tanggap darurat di daerah rawan bencana, termasuk wilayah aliran Sungai Masang Kiri. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan dalam memberikan laporan cepat agar proses pencarian dan penyelamatan bisa dilakukan secara maksimal.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bahwa mitigasi dan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam seperti orang hanyut di sungai masih harus menjadi prioritas, terutama di wilayah rawan seperti Kabupaten Agam. (Antara)