SuaraSumbar.id - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy, mengusulkan agar materi kesiapsiagaan bencana dimasukkan dalam kurikulum pendidikan mulai dari PAUD hingga SMA.
Usulan ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang lebih tanggap terhadap bencana alam yang berpotensi terjadi di wilayah tersebut.
"Materi kebencanaan ini penting dimasukkan ke dalam kurikulum, setidaknya dalam jam pelajaran muatan lokal, guna membentuk karakter generasi yang siap siaga jika bencana melanda," ujar Audy Joinaldy saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan 15 Tahun Gempa Sumbar 2009 di Padang, Senin (30/9/2024).
Audy juga menyoroti kelemahan masyarakat yang cenderung cepat melupakan potensi bencana setelah bencana berlalu.
"Saat bencana terjadi, semua panik, namun setelah itu banyak yang lupa. Hal ini harus kita sikapi, salah satunya dengan memasukkan materi kesiapsiagaan bencana ke dalam kurikulum pendidikan," katanya.
Menurut Audy, dengan adanya materi ini dalam kurikulum, siswa akan belajar tentang kesiapsiagaan bencana secara rutin setiap minggu. Pengetahuan tersebut dapat diteruskan di rumah dan lingkungan sekitar mereka, sehingga membangun kesadaran bersama tentang pentingnya mitigasi bencana.
Selain itu, Audy juga menekankan pentingnya menghidupkan kembali latihan gabungan kebencanaan yang melibatkan berbagai unsur, termasuk pemerintah, masyarakat, TNI, Polri, serta organisasi kebencanaan.
"Persoalan utamanya biasanya soal anggaran, tapi kita bisa mencari solusi bersama untuk itu," lanjutnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Padang, Andree Algamar mengatakan, untuk menciptakan generasi yang tanggap bencana tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja.
"Kolaborasi antara semua pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, sangat diperlukan untuk memperkuat mitigasi bencana di Sumatera Barat," ujar Andree.
Andree juga mengungkapkan bahwa Pemkot Padang telah menjalankan berbagai program yang bertujuan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam.
Ia berharap, Peringatan Gempa 2009 ini bisa menjadi momentum untuk mendorong masyarakat lebih peduli terhadap ancaman bencana di masa depan. (antara)