SuaraSumbar.id - Istano Basa Pagaruyung, yang terletak di Jalan Sutan Alam Bagagarsyah, Kecamatan Tanjung Emas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, merupakan simbol kekayaan budaya dan sejarah Minangkabau yang masih berdiri teguh hingga hari ini.
Istana ini, yang pertama kali didirikan pada tahun 1347, adalah saksi bisu perjalanan panjang kerajaan Pagaruyung, sebuah kerajaan berpengaruh di Sumatera Barat yang mengalami kejayaan serta kemunduran akibat pecahnya Perang Padri pada 1825.
Istano Basa Pagaruyung dibangun dengan arsitektur Minangkabau yang sangat khas, mencakup atap gonjong yang ikonik melengkung ke atas, simbol dari budaya dan tradisi lokal.
Dulunya menjadi kediaman raja-raja Pagaruyung, istana ini telah mengalami empat kali kehancuran sepanjang sejarahnya—mulai dari serangan dalam perang kolonial tahun 1837 hingga terbakar hebat akibat sambaran petir pada 2007.
Yang berdiri saat ini adalah replika yang dibangun kembali dengan detail dan struktur yang mengikuti desain asli untuk mempertahankan esensi historis dan estetika bangunan tersebut.
Istano Basa Pagaruyung saat ini berfungsi sebagai museum, menampilkan koleksi benda bersejarah, pakaian adat, perhiasan tradisional, serta senjata pusaka dari era kerajaan, yang memberikan gambaran tentang kehidupan masa lalu Minangkabau.
Tempat ini tidak hanya menjadi pusat pelestarian budaya tapi juga tujuan wisata populer yang menarik ribuan pengunjung setiap tahun untuk menyelami kedalaman sejarah dan kekayaan budaya Minangkabau.
Ketua Yayasan Warisan dan Budaya Minangkabau, Bapak Ridwan Datuk Bagindo, menyatakan, "Pengunjung datang ke Istano Basa Pagaruyung tidak hanya untuk melihat keindahan arsitekturnya tetapi juga untuk memahami lebih dalam tentang sejarah dan budaya yang telah membentuk identitas Minangkabau hingga saat ini."
Istano Basa Pagaruyung terbuka untuk umum setiap hari, menyediakan panduan wisata yang dapat memberikan penjelasan detail mengenai setiap sudut istana dan koleksi yang dimilikinya, memastikan bahwa setiap pengunjung mendapatkan pengalaman yang mendidik sekaligus mengesankan.
Kontributor : Rizky Islam