Jalur Kereta Api Bersejarah Sumbar Hidup Kembali? Ini Kata Balai Teknik

Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, Sumatera Barat (Sumbar), melakukan kajian penataan kawasan terkait rencana reaktivasi jalur kereta api di Ranah Minang.

Riki Chandra
Jum'at, 14 Juni 2024 | 07:10 WIB
Jalur Kereta Api Bersejarah Sumbar Hidup Kembali? Ini Kata Balai Teknik
Masinis menjalankan lokomotif uap E1060 "Mak Itam" yang membawa gerbong penumpang saat uji coba di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Sabtu (26/11/2022). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp]

SuaraSumbar.id - Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, Sumatera Barat (Sumbar), melakukan kajian penataan kawasan terkait rencana reaktivasi jalur kereta api di Ranah Minang.

"Studi ini nantinya ditujukan untuk reaktivasi jalur kereta api dari Kayu Tanam, Kota Padang Panjang sampai ke Sawahlunto," kata Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang, Endang Setiawan, Kamis (13/6/2024).

Kajian tersebut menyiapkan sejumlah langkah alternatif apakah jalur kereta api yang menggunakan rel bergerigi masih bisa difungsikan atau tidak. Apabila tidak memungkinkan, maka Balai Teknik Perkeretaapian menyiapkan skema lain.

Kajian yang sedang disusun tersebut salah satunya jenis kereta api yang dapat melalui jalur Lembah Anai, Kota Padang Panjang hingga ke Kota Sawahlunto. Dengan kemajuan teknologi saat ini terdapat sejumlah pilihan untuk operasional transportasi massal itu.

"Sekarang itu sudah ada kereta api yang beroperasi seperti otonom. Bahkan kereta api gantung juga sudah beroperasi di banyak negara," ujarnya.

Ia menjelaskan pengoperasian kereta api tersebut sudah menggunakan teknologi terkini atau bukan seperti jalur kereta api konvensional di Lembah Anai yang merupakan peninggalan Hindia Belanda.

"Jadi, intinya beberapa pilihan teknologi terbaru inilah yang akan kita jadikan alternatif untuk reaktivasi di Provinsi Sumbar," ujarnya.

Kendati demikian, untuk merealisasikannya bukanlah pekerjaan mudah. Selain membutuhkan kajian mendalam implementasi tersebut juga memerlukan biaya yang tergolong besar.

Apabila reaktivasi tersebut terealisasi pihaknya memastikan tidak semua jalur peninggalan Hindia Belanda itu bisa digunakan. Sebagai contoh jalur kereta api di Kota Bukittinggi yang kini sudah menjadi kawasan perkotaan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini