SuaraSumbar.id - Masyarakat sekitar Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), diminta mewaspadai ancaman erupsi. Pasalnya, pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan bahwa aktivitas gunung api itu berfluktuasi.
"Aktivitas gunung api ini masih berfluktuasi terutama kegempaannya," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Marapi PVMBG, Ugan Saing, Senin (8/4/2024).
Sejak Gunung Marapi meletus pada 3 Desember 2023, aktivitasnya terus berfluktuasi. Namun, beberapa waktu terakhir PVMBG mencatat aktivitasnya cenderung mengalami penurunan. Kendati demikian, PVMBG menegaskan masyarakat atau pengunjung dilarang beraktivitas di dalam radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi atau Kawah Verbeek.
Selanjutnya jika terjadi erupsi atau hujan abu masyarakat diminta untuk menggunakan masker guna menghindari infeksi saluran pernapasan akut.
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran atau bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman lahar yang dapat terjadi terutama saat musim hujan.
"Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan narasi bohong terkait erupsi Gunung Marapi," ujar dia.
Berdasarkan data Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Marapi, terjadi erupsi pada Senin pagi pukul 08.19 WIB. Tinggi kolom terpantau sekitar 400 meter di atas puncak gunung (3.291) meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi terekam seismogram dengan amplitudo maksimum5,9 milimeter dan durasi 32 detik.
"Jadi, secara umum aktivitas Gunung Marapi memperlihatkan kecenderungan menurun namun erupsi terus terjadi. Aktivitas Gunung Marapi tetap tinggi," katanya. (Antara)