SuaraSumbar.id - Bencana banjir dan longsor yang menerjang wilayah Sumatera Barat (Sumbar) sejak Kamis (7/3/2024) menimbulkan kerugian hingga puluha miliar rupiah. Bahkan, bencana alam itu juga merenggut puluhan nyawa di Pesisir Selatan dan Kabupaten Padang Pariaman.
Selain merusak infastruktur jalan, jembatan, hingga lahan pertanian masyarakat, banjir dan longsor juga merusak tujuh bendungan irigasi di tiga daerah berbeda di Sumbar.
"Kerusakan irigasi ada di Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Solok Selatan dan di Agam," kata Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi (PSDABK) Sumbar, Fathol Bari, kepada Suara.com, Senin (11/3/2024).
Dua bendungan irigasi berada di Pesisir Selatan. Pertama, bendungan Kandis di Nagari Kamban Timur, Kecamatan Lengayang. Estimasi perbaikan bendungan yang bermanfaat untuk 2.357 hektare lahan pertanian itu, mencapai Rp 15 miliar. Kedua, bendungan di Koto Salapan, Kecamatan Ranah Pesisir, yang mengalami kerusakan berat dengan estimasi perbaikan mencapai Rp 1,5 miliar.
Selanjutnya, tiga kawasan irigasi di Solok Selatan. Masing-masing, saluran irigasi Bangko yang rusak akibat banjir bandang menerjang Jorong Paninjauan di Solok Selatan. Estimasi biaya penanganannya mencapai Rp 1,5 miliar.
Lalu, banjir bandang di Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo, juga merusak bendungan di Pekonina Solok Selatan. Biaya penangannya mencapai Rp 750 juta. "Irigasi di Sungai Aro juga rusak akibat longsor di Nagari Lubuak Gadang Timur, Kecamatan Sangir. Estimasi penanganannya mencapai Rp 1,5 miliar," katanya.
Kemudian di Kabupaten Solok, banjir dan longsor merusak bendungan BLTB di Sapan Kayu Manang di Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin. Estimasi biaya perbaikan mencapai Rp 1,7 miliar.
"Irigasi di Sianok Agam juga rusak. Total anggaran untuk penanganan pasca bencana untuk irigasi rusak ini mencapai Rp 21,95 miliar. Itu untuk daerah yang di bawah kewenangan provinsi saja," katanya.