Status Gunung Marapi di Sumbar Masih Level III Siaga hingga Februari 2024, Ini Penyebabnya

Hasil evaluasi Kementerian ESDM melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), merekomendasikan status Gunung Marapi tetap di level III Siaga.

Riki Chandra
Jum'at, 09 Februari 2024 | 20:17 WIB
Status Gunung Marapi di Sumbar Masih Level III Siaga hingga Februari 2024, Ini Penyebabnya
Warga berbincang saat Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik yang terlihat dari kaki Gunung Singgalang, Nagari Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (7/1/2024). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww]

SuaraSumbar.id - Hasil evaluasi Kementerian ESDM melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), merekomendasikan status Gunung Marapi tetap di level III Siaga.

Kepala Badan Geologi dan PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, hasil rekomendasi disampaikan melalui evaluasi perkembangan aktivitas Marapi periode awal Februari 2024.

"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 8 Februari 2024, maka tingkat aktivitas Gunung Marapi tetap pada Level III (Siaga) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi atau ancaman bahaya terkini," kata Hendra dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/2/2024).

PVMBG mencatat dari tanggal 5 Februari 2024 aktivitas erupsi terjadi kembali dengan gempa Letusan atau Erupsi dan Hembusan cenderung meningkat dimana gempa terekam 1 hingga 3 kali per hari dan gempa Hembusan 17 ke 41 kali per hari.

Baca Juga:Komentar Mahyeldi Soal Pers di Sumbar: Semoga Makin Maksimal!

Gempa-gempa yang berkaitan dengan adanya dorongan atau tekanan magma dari kedalaman seperti gempa Low Frequency, Vulkanik Dangkal, dan Vulkanik Dalam masih terekam secara intensif dan cenderung meningkat sejak 5 Februari 2024.

"Gempa Hybrid Fase Banyak yang berkaitan dengan pembentukan dan pertumbuhan kubah lava terekam rendah dan cenderung turun. Gempa ini mulai terekam pada 24 Januari 2024 dengan rekaman tertinggi pernah mencapai 17 kali per hari pada 27 Januari 2024," katanya.

Sementara itu, dari pengamatan visual, Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal tinggi sekitar 50-1.000 meter di atas puncak.

"Teramati juga erupsi letusan dengan tinggi kolom 400-1.000 meter di atas puncak, kolom erupsi berwarna kelabu. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut. Suhu udara sekitar 19-30°C," kata Hendra.

Di pengamatan instrumental kegempaan Marapi didominasi oleh gempa hembusan. Rincian kegempaan terekam 5 kali gempa letusan, 86 kali gempa hembusan, 20 kali gempa Low Frequency, 6 kali gempa Hybrid Fase Banyak.

Baca Juga:KPU Bukittinggi Antisipasi Masalah Honor dan Operasional KPPS: Bayar Langsung Usai Penghitungan Suara!

"Juga ada 22 kali gempa Vulkanik Dangkal, 11 kali gempa Vulkanik Dalam, 22 kali gempa Tektonik Lokal, 10 kali gempa. Tektonik Jauh, dan Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-4 mm (dominan 1 mm)," katanya.

Pascaerupsi utama 3 Desember 2023 lalu, erupsi-erupsi berikutnya masih berlanjut dengan jumlah harian yang fluktuatif. Berdasarkan evaluasi di atas pasokan magma dari kedalaman masih terindikasi.

"Oleh karena itu aktivitas Gunung Marapi saat ini dinilai masih tinggi dengan potensi ancaman bahaya jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar," pungkasnya.

PVMBG tetap mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek). (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

lifestyle | 13:50 WIB
Tampilkan lebih banyak