Vape Berisiko Picu Kanker Paru, Sama Bahayanya dengan Rokok Biasa!

Vape atau rokok elektrik ternyata punya risiko menimbulkan kanker paru seperti rokok biasa. Hal itu dinyatakan Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K).

Riki Chandra
Selasa, 08 November 2022 | 16:15 WIB
Vape Berisiko Picu Kanker Paru, Sama Bahayanya dengan Rokok Biasa!
Vape atau rokok elektrik. [Shutterstock]

SuaraSumbar.id - Vape atau rokok elektrik ternyata punya risiko menimbulkan kanker paru seperti rokok biasa. Hal itu dinyatakan Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K).

"Vape sama risikonya dengan rokok," kata Elisna yang bekerja di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Selasa (8/11/2022).

Paparan asap vape alias rokok elektrik menciptakan iritasi saluran napas. Iritasi yang terjadi terus menerus juga merupakan faktor risiko munculnya kanker paru, termasuk vape jenis tanpa nikotin.

"Kalau orang lagi vape, di sekelilingnya seperti 'fogging', sama saja (risikonya)," kata Elisna.

Baca Juga:Penyakit Kanker Paru Jadi Menakutkan, Ahli Sebut Pengobatan yang Optimal Bisa Memperpanjang Usia Pasien

Merokok adalah faktor risiko utama yang terkait dengan kanker paru-paru. Bahan-bahan di dalam rokok mengandung karsinogen, zat yang dapat menimbulkan kanker. Ketika merokok, maka seseorang dengan sengaja mengiritasi saluran napas.

Dia mengingatkan masyarakat untuk menghindari faktor risiko utama yang menyebabkan kanker paru-paru.

"Mencegah lebih bagus dari mengobati," dia menegaskan.

Kanker paru merupakan jenis kanker kedua yang paling sering didiagnosis di dunia, menyusul kanker payudara. Kanker paru-paru juga bertanggung jawab terhadap jumlah kematian tertinggi dari jenis kanker lainnya di dunia.

"Prognosis kanker paru buruk bila dibandingkan kanker hati atau kanker lambung, kanker paru adalah penyebab kematian terbesar di kelompok kanker," jelas dia.

Baca Juga:Tak Kalah dengan Rokok, Ahli Sebut Vape Juga Berbahaya, Bisa Menimbulkan Kanker Paru

Di Indonesia, kanker paru-paru ada di urutan ketiga kanker terbanyak dan urutan pertama kanker penyebab kematian berdasarkan data Globocan 2020.

Ia mengingatkan pentingnya deteksi dini karena tingkat kelangsungan hidup lebih tinggi saat kanker paru-paru dideteksi lebih awal. Sebab, sebagian besar pasien terdiagnosis pada stadium lanjut di mana peluang bertahan hidup paling rendah. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini