Kebocoran Gas Klorin di Yordania Tewaskan 12 Orang, 251 Korban Luka-luka

Sebanyak 12 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa kebocoran gas klorin dari tangki penyimpanan di pelabuhan Aqaba Yordania.

Riki Chandra
Selasa, 28 Juni 2022 | 09:35 WIB
Kebocoran Gas Klorin di Yordania Tewaskan 12 Orang, 251 Korban Luka-luka
Ilustrasi kebocoran gas di sebuah pabrik. [AFP]

SuaraSumbar.id - Sebanyak 12 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa kebocoran gas klorin dari tangki penyimpanan di pelabuhan Aqaba Yordania. Selain itu, 251 orang korban lainnya mengalami luka-luka.

Informasinya, kebocoran itu terjadi setelah tangki berisi 25 ton gas klorin yang diekspor ke Djibouti jatuh saat diangkut, kata para pejabat.

Sebuah video yang diunggah di halaman Twitter televisi pemerintah menunjukkan tangki penyimpanan itu jatuh dari derek pemindah barang dan terbanting ke geladak kapal, diikuti oleh gas berwarna kuning naik ke udara ketika orang-orang melarikan diri.

Para pejabat kementerian kesehatan mengatakan mereka memperkirakan hanya beberapa orang yang masih dirawat di rumah sakit pada Selasa.

Baca Juga:Gas Klorin Bocor Di Yordania, Tewaskan 12 Orang Dan Ratusan Terluka

Klorin adalah bahan desinfektan dan pemurnian air yang banyak digunakan, tetapi jika terhirup, gas berubah menjadi asam klorida, yang dapat menyebabkan pembakaran dalam tubuh dan hanyut melalui pelepasan air secara reaksioner di paru-paru.

Silo biji-bijian Aqaba Yordania berhenti beroperasi untuk memungkinkan pemeriksaan biji-bijian itu dan tanda-tanda kontaminasi, tetapi lalu lintas laut di pelabuhan Aqaba terus berlanjut, kata para pejabat.

Tidak ada kapal yang membongkar muatan biji-bijian pada saat kejadian, tambah mereka.

Pelabuhan Aqaba di ujung utara Laut Merah telah lama menjadi rute transit utama untuk impor dan ekspor Irak.

Perdana Menteri Bisher al-Khasawneh tiba di Aqaba dan menuju ke rumah sakit tempat beberapa orang yang terluka dirawat, lapor TV pemerintah.

Baca Juga:Tangki Gas Klorin Bocor di Yordania, 12 Tewas dan Ratusan Orang Terluka

Al-Khasawneh juga membentuk tim investigasi atas insiden tersebut yang dipimpin oleh menteri dalam negeri, kata menteri informasi yang dikutip TV pemerintah. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini