Jaga Heritage, Reaktivasi Rel Kereta Api Sumbar Jangan Sekadar untuk Alat Transportasi

Reaktivasi rel kereta api di Sumatera Barat (Sumbar) diharapkan mampu mempertahankan nilai heritage atau warisan budaya.

Riki Chandra
Rabu, 24 November 2021 | 18:00 WIB
Jaga Heritage, Reaktivasi Rel Kereta Api Sumbar Jangan Sekadar untuk Alat Transportasi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Heri Nofiardi saat meninjau rencana reaktivasi jalur kereta api di Sumbar. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Reaktivasi rel kereta api di Sumatera Barat (Sumbar) diharapkan mampu mempertahankan nilai heritage atau warisan budaya. Dengan begitu, keberadaannya tak sekadar untuk transformasi tetapi juga memiliki nilai manfaat sebagai daya tarik wisata.

"Hampir semua rel kereta api di Sumbar peninggalan Belanda yang memiliki nilai sejarah. Rel tersebut juga terintegrasi dengan Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto yang ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada Sidang Komite Warisan Dunia ke-32 di Baku, Azerbaijan pada 2019 sehingga keberadaannya patut untuk dipertahankan," kata Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Heri Nofiardi, dikutip dari Antara.

Menurutnya, mempertahankan nilai heritage itu juga menjadi salah satu perhatian Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau rencana reaktivasi rel kereta api di Sumbar pada Sabtu (20/11/2021).

"Menteri bahkan langsung menandai beberapa jembatan kereta api yang harus diperkuat tapi tidak boleh menghilangkan nilai heritagenya," kata Heri.

Baca Juga:Omah Njonja Bed and Brasserie: Perpaduan Cantik Konsep Heritage dan Pecinaan

Selain itu reaktivasi itu juga tidak hanya persoalan mengaktifkan kembali, tetapi harus memiliki nilai manfaat karena itu PT KAI diminta untuk menghadirkan inovasi yang bisa membawa keuntungan bagi perusahaan juga menguntungkan bagi masyarakat.

Menjadikan stasiun akhir perjalanan kereta sebagai simpul integrasi dengan moda transportasi lain seperti bus Damri bisa menjadi salah satu solusi. Masyarakat yang turun di stasiun bisa langsung mendapatkan akses transportasi lain menuju tujuannya.

Hal itu bisa diterapkan untuk stasiun Kayu Tanam yang saat ini menjadi stasiun terakhir perjalanan kereta api yang aktif rute Padang-Kayu Tanam. Hanya beberapa kilometer dari stasiun itu terdapat beberapa titik destinasi wisata yang ramai dikunjungi. Jika dari stasiun Kayu Tanam ada akses bus langsung menuju destinasi wisata, diyakini akan banyak yang menggunakan kereta api.

Stasiun Naras, Padang Pariaman juga berpotensi dikembangkan sebagai tempat transit barang baik CPO dari Utara Sumbar menuju Pelabuhan Teluk Bayur Padang, bisa juga untuk semen PT Semen Padang dari Padang yang akan didistribusikan ke daerah utara.

Dengan demikian bisa mengurangi kepadatan jalan raya Padang Pariaman-Padang dan sebaliknya sekaligus mengurangi potensi kecelakaan di jalan raya.

Baca Juga:Kemenhub Terus Berupaya Tekan Biaya Logistik Nasional

Vice President KAI Divre II Sumatra Barat (Sumbar) Miming Kuncoro mengatakan, pihaknya sudah memulai inovasi diantaranya menyediakan gerbong kereta non lipat untuk KA Sibinuang dari Stasiun Padang ke Naras, Padang Pariaman. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini