Gara-gara Kapal Selam, Dubes Prancis Tuding Australia Penipu

Duta Besar Prancis untuk Australia, Jean-Pierre Thebault menyebut Australia menipu lantaran membatalkan tiba-tiba kesepakatan multi-miliar dolar dengan Paris.

Riki Chandra
Rabu, 03 November 2021 | 13:22 WIB
Gara-gara Kapal Selam, Dubes Prancis Tuding Australia Penipu
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Industri Pertahanan Australia Christopher Pyne, Menteri Pertahanan Australia Marise Payne, dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop berada di atas kapal selam HMAS Waller di Pulau Garden, di Sydney, Rabu (2/5/2018). [ANTARA/AAP/Brendan Esposito/via REUTERS)/tm]

SuaraSumbar.id - Duta Besar Prancis untuk Australia, Jean-Pierre Thebault menyebut Australia menipu lantaran membatalkan tiba-tiba kesepakatan multi-miliar dolar dengan Paris untuk membangun armada kapal selam.

Hal itu dinyatakannya pada Rabu (3/11/2021). Mengutip Suara.com, Reuters melaporkan, Theubault juga menyebut pembatalan yang dilakukan oleh Australia merupakan tindakan yang “menusuk dari belakang”.

“Penipuan tersebut disengaja,” kata Thebault kepada media di Canberra.

“Dan karena ada jauh lebih banyak yang dipertaruhkan daripada menyediakan kapal selam, karena itu adalah kesepakatan bersama tentang kedaulatan, disegel dengan transmisi data yang sangat rahasia. Bagaimana hal itu ditangani justru menusuk dari belakang.”

Baca Juga:Batalkan Kesepakatan soal Kapal Selam, Duta Besar Prancis Tuding Australia Penipu

Australia pada September 2021 membatalkan kesepakatan dengan Grup Angkatan Laut Prancis, sebagai gantinya memilih untuk membangun setidaknya 12 kapal selam bertenaga nuklir dalam kesepakatan dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Aliansi baru, yang dijuluki AUKUS, dirancang untuk memberi Australia akses ke kapal selam bertenaga nuklir untuk pertama kalinya.

Keputusan itu telah menyebabkan keretakan bilateral yang besar antara Prancis dan Australia, dengan Prancis sempat menarik duta besarnya dari Australia dan Amerika Serikat sebagai bentuk protes.

Thebault kembali ke Canberra bulan lalu dan pidatonya pada Rabu (3/11/2021) merupakan pertama kalinya dia berbicara secara terbuka tentang hubungan bilateral.

“Ini bukan hal yang dilakukan antar mitra – apalagi antar teman,” kata Thebault yang menambahkan bahwa pemerintah Prancis tidak memiliki keluhan terhadap rakyat Australia.

Baca Juga:Bak Roket, Intip Momen Gol Berkelas Wahbi Khazri dari Jarak 60 Meter di Ligue 1 Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu (31/10/2021) juga sempat mengatakan bahwa Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah berbohong kepadanya tentang niat Canberra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini