Nadiem Makarim Sebut Pandemi Covid-19 Picu Ketimpangan Pendidikan di Indonesia

Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober harus menjadi momentum merefleksikan diri agar Indonesia lebih maju.

Riki Chandra
Jum'at, 01 Oktober 2021 | 18:23 WIB
Nadiem Makarim Sebut Pandemi Covid-19 Picu Ketimpangan Pendidikan di Indonesia
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim / [SuaraSulsel.id / Sekretariat Presiden]

SuaraSumbar.id - Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober harus menjadi momentum merefleksikan diri agar Indonesia lebih maju. Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hari ini benar-benar membuat ketimpangan pendidikan.

Hal itu dinyatakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim.

"Salah satu dari tantangan tersebut adalah ketimpangan geografis dan sosiologis yang menyebabkan tidak semua anak Indonesia mendapatkan akses terhadap pendidikan selama pandemi ini," kata Nadiem, dikutip dari Suara.com, Jumat (1/10/2021).

Nadiem menyebut pembangunan berkelanjutan yang menyelaraskan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia adalah hal penting untuk merancang keseimbangan baru yang mengedepankan kemajuan semua kelompok masyarakat dan memprioritaskan konservasi alam.

Baca Juga:Indonesia Optimis Bisa Kalahkan Malaysia di Perempat Final Piala Sudirman 2021

"Kebangkitan dan kemajuan bangsa kita dari pandemi, ditentukan oleh kemerdekaan anak-anak Indonesia, untuk mengembangkan potensinya sendiri dengan kemampuan dan panggilan hatinya, inilah titik Berangkat kita," jelasnya.

Mantan CEO Gojek itu menegaskan, program Merdeka Belajar yang digagasnya dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila, yaitu sosok pembelajar sepanjang hayat, yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; bergotong-royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif.

"Para pelajar pancasila itulah yang akan meneruskan estafet pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan berkeadilan di masa depan," tutup Nadiem.

Oleh sebab itu, Nadiem selalu mendorong mendorong semua sekolah di daerah yang dinyatakan aman Covid-19 bisa buka sekolah untuk pembelajaran tatap muka terbatas.

Dia menyebut anak-anak Indonesia sudah sangat terancam ketinggalan pelajaran dan kesehatan mental karena selama 1,5 tahun terakhir belajar online.

Baca Juga:Tim Khusus untuk Pembelajaran Sekolah Anak di Masa Pandemi, Apa Pentingnya?

Data Kemendikbudristek, hingga saat ini baru 40 persen sekolah di Indonesia yang telah buka untuk pembelajaran tatap muka terbatas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini