Dalam pidato yang disiarkan di televisi, ia menambahkan: "Penyelidikan awal di Tizi Ouzou membuktikan bahwa titik-titik awal kebakaran ini dipilih dengan cermat untuk menyebabkan kerugian sebesar mungkin."
Pada hari yang sama, Menteri Dalam Negeri Kamel Beldjoud mengunjungi Tizi Ouzou, mengatakan kepada wartawan bahwa kebakaran tersebut disebabkan oleh "penjahat yang penuh kebencian terhadap negara kita".
Menurut BBC Monitoring, baik pejabat maupun media utama negara itu tidak menyebutkan perubahan iklim sebagai penyebab kebakaran, atau sebagai alasan penyebarannya yang luas.
Ini terlepas dari fakta bahwa prakiraan cuaca memperkirakan temperatur hingga 46C dalam pekan ketika api berkobar.
Baca Juga:Bantu Padamkan Kebakaran, Seniman Malah Tewas Dikeroyok Massa
Juga sekitar waktu itu, laporan ilmiah penting dari PBB memperingatkan gelombang panas yang semakin ekstrem, kekeringan, dan banjir secara global.
Menyusul kematian Ben Ismail, amarah publik tersulut dan pembalasan politik terjadi.
Beberapa pengguna media sosial mengedarkan foto-foto tersangka pembunuh dan berusaha mengidentifikasi mereka. Banyak warganet berkumpul di bawah tagar yang menyerukan supaya keadilan ditegakkan.
Sejauh ini, 61 orang telah ditangkap setelah kematian Ben Ismail, dengan kecurigaan mengarah pada anggota Gerakan Penentuan Nasib Sendiri Kabylie (MAK).
Gerakan tersebut dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh otoritas Aljazair pada bulan Mei.
Baca Juga:Grafiti Kritikan PPKM Muncul di Kota Solo, Praktisi Mural: Sah di Negara Demokrasi
Pada 17 Agustus, TV pemerintah menyiarkan "pengakuan" pembunuhan dari tersangka MAK, meskipun penyelidikan masih berlanjut.