SuaraSumbar.id - Sebanyak 6 ton ikan di keramba Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali mati mendadak karena kekurangan oksigen.
"Enam ton ikan jenis nila siap panen yang mati itu berasal dari puluhan keramba jaring apung milik petani di Sungai Batang, Muko Jalan, Galapuang, Sungai Batang dan Kotomalintang," kata Penyuluh Perikanan Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Asrul Deni Putra, Selasa (11/5/2021).
Menurut Asrul, ikan itu mulai mati sejak Sabtu (8/5/2021), setelah angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda daerah itu.
Akibatnya, terjadi pembalikan air dari dasar danau ke permukaan, sehingga oksigen berkurang di dasar danau.
Baca Juga:Mengkhawatirkan! 37 Ribu Pemudik Telah Tiba di Cianjur Lebih Awal
"Saat ini kondisi air danau berwarna hitam setelah amoniak muncul ke permukaan," katanya.
Dengan kondisi itu, ikan di dalam keramba jaring apung mengalami pusing dan beberapa jam setelah itu mati.
Akibatnya petani mengalami kerugian Rp114 juta, karena harga ikan di tingkat petani Rp19 ribu per kilogram.
"Bangkai ikan telah bertebaran di pemukaan danau dan beberapa hari ke depan akan mengurai," katanya.
Kematian ikan itu merupakan yang keempat kalinya selama Januari sampai 11 Mei 2021 dan total ikan mati sekitar 59 ton.
Baca Juga:Tatalaksana Salat Id Berjamaah di Masjid Saat Pandemi Covid-19
Sebelumnya, lima ton ikan milik petani di Galapuang mati secara mendadak pada Senin (5/4/2021).
Pada Januari dan Februari 2021 sebanyak 15 ton ikan mati di Bayua dan Koto Malintang. Pada 22-27 Mai 2021 sebanyak 33 ton ikan mati.
"Kematian ikan itu hampir terjadi setiap tahun pada awal, pertengahan dan akhir tahun," katanya. (Antara)