Riki Chandra
Selasa, 16 Desember 2025 | 17:24 WIB
Posko bantuan banjir di Padang. [Dok. Istimewa]
Baca 10 detik
  •  ISPA jadi penyakit terbanyak menyerang penyintas banjir Padang pascabencana.

  • Minim masker dan kebersihan picu cepatnya penularan ISPA.

  • Dinkes pastikan stok obat dan layanan medis masih aman.

SuaraSumbar.id - Para penyintas banjir bandang dan tanah longsor di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mulai diserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kondisi ini dikeluhkan korban bencana di kawasan Batu Busuak, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh.

Dokter dari Puskesmas Pauh, Lusiana Yanti, mengungkapkan bahwa ISPA menjadi penyakit terbanyak yang diderita warga setelah banjir bandang menerjang kawasan pemukiman pada 24 November 2025.

Kondisi lingkungan yang basah, lembab, serta padatnya aktivitas pengungsian disebut mempercepat penyebaran penyakit tersebut.

"Khusus di Batu Busuak, penyakit yang paling banyak terjadi pada penyintas banjir yaitu ISPA," kata Lusiana Yanti, Selasa (16/12/2025).

Menurutnya, sebagian besar penyintas banjir mengalami gejala pilek, flu, hingga batuk yang berpotensi menular antarwarga.

ISPA tercatat sebagai kasus tertinggi dibandingkan penyakit lain yang muncul pascabencana banjir bandang di wilayah tersebut.

"Memang ada beberapa penyakit lain, tetapi ISPA ini yang tertinggi menyerang warga," katanya.

Berdasarkan hasil observasi tim medis di lapangan, penularan ISPA dipicu oleh rendahnya kesadaran penggunaan masker dan kurangnya penerapan kebersihan diri, terutama yang berkaitan dengan tangan, mulut, dan hidung. Hal ini membuat virus dan bakteri lebih mudah berpindah antarindividu di lokasi pengungsian.

"Kemarin itu ada pasien di lokasi pengungsian yang batuk dan pilek, tetapi tidak menggunakan masker. Kondisi ini gampang sekali menular kepada pengungsi lain," ujarnya.

Sejak awal bencana, Dinkes Kota Padang bersama tim medis telah melakukan langkah antisipasi dengan menyiapkan masker bagi warga terdampak. Namun, keterbatasan jumlah masker membuat tidak semua pengungsi dapat terlindungi secara optimal.

"Sekarang itu kita masih fokus pada upaya pencegahan agar penularannya tidak semakin meluas dan mengobati bagi penyintas yang sakit," ujarnya.

Selain ISPA, tim medis di Posko Bencana Batu Busuak juga mencatat peningkatan kasus penyakit kulit, seperti infeksi jamur. Lingkungan yang masih basah dan lembab pascabanjir mempercepat munculnya gangguan kulit pada para pengungsi.

Tak hanya itu, potensi diare juga menjadi perhatian serius petugas kesehatan. Penyakit yang disebabkan bakteri, virus, dan parasit ini dinilai rawan muncul di tenda pengungsian akibat makanan dan minuman yang terkontaminasi. Oleh karena itu, warga diimbau tetap menjaga kebersihan di tengah keterbatasan.

Di sisi lain, pihak Puskesmas Pauh memastikan ketersediaan obat-obatan dan peralatan medis untuk penanganan ISPA dan penyakit lainnya di kawasan terdampak banjir Padang masih dalam kondisi aman dan mencukupi kebutuhan pengungsi. (Antara)

Load More