-
Payakumbuh juara umum pada ajang Festival Tunas Bahasa Ibu.
-
Peserta disebut duta bahasa ibu oleh Kepala Balai Bahasa.
-
Juri kritik ketidaktelitian pendamping dalam membaca juklak juknis.
SuaraSumbar.id - Puncak kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu kembali digelar sebagai bagian dari program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) oleh Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Acara yang berlangsung di Gedung Engku Syafei BBPMP Sumatera Barat (12/11/2025) ini menghadirkan para pelajar terbaik dari seluruh daerah untuk unjuk kemampuan dan menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya Minangkabau.
Pada ajang Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat SMP tersebut, Kota Payakumbuh berhasil keluar sebagai juara umum dengan membawa pulang lima kemenangan dari lima cabang lomba yang dipertandingkan.
Sejak Mei, rangkaian kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu diawali dengan Bimbingan Teknis untuk Guru Utama dari 18 kabupaten/kota. Program ini mencakup lima kompetensi yang disiapkan untuk menghidupkan kembali kejayaan Bahasa Minangkabau, mulai dari manulih carito, bacarito, menulis dan membaca pantun, badendang hingga bapidato. Setiap kabupaten/kota mengirimkan satu wakil untuk setiap kategori lomba.
Pada minggu sebelumnya (5/11), kegiatan serupa untuk tingkat SD di Kabupaten Pasaman juga telah menghasilkan empat pemenang, dua di antaranya berhasil meraih juara utama.
Kepala Balai Bahasa, Rahmat, menegaskan pentingnya peran peserta dalam ajang ini.
“Anak-anak yang tampil di FTBI bukan sekadar peserta lomba, tetapi juga duta bahasa ibu bagi masa depan Sumatera Barat. Mereka akan mewakili provinsi ini di ajang FTBI Tingkat Nasional di Jakarta,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/11/2025).
Sebelum perlombaan dimulai, panitia menghadirkan sesi wicara publik bersama Rahmat, Yusrizal KW, dan Syamdani.
“Melalui festival ini, kita tidak hanya merayakan bahasa sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol warisan budaya yang hidup dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” kata Ketua Tim Kerja Pemodernan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Fitria Dewi.
Usai perlombaan, Dewan Juri diberi kesempatan menyampaikan evaluasi. Juri badendang, Jawahir, menyoroti peserta yang dinilai belum memahami kemudahan dasar dendang.
“Ini diterjemahkan dari tembang tradisi. Jadi yang tidak mengikuti juklak juknis tidak bisa kami nilai,” ujarnya.
Ia bahkan menunjukkan contoh dendang “Banda Sapuluah” sebagai rujukan. Hal serupa disampaikan juri bacarito, S Metron Masdison.
Ia menyesalkan adanya peserta unggulan yang harus didiskualifikasi karena ketidaktelitian guru pendamping.
“Ada peserta yang layak pemenang utama tapi didiskualifikasi karena gurunya tidak telaten membaca juknis. Sayang sekali,” katanya.
Metron menegaskan agar seleksi tingkat kabupaten/kota diperjelas jika kegiatan ini terus digelar. Menurutnya, masih ada daerah yang tidak melakukan seleksi dengan baik, bahkan ada yang tidak mengirimkan peserta. Ia berharap Balai Bahasa Sumatera Barat dapat terus mengembangkan program yang memajukan budaya Minangkabau melalui Festival Tunas Bahasa Ibu.
Berita Terkait
-
Lestarikan Bahasa Daerah, Mahasiswa Unila Gelar Layar Sastra Dua Bahasa
-
PKB soal Bencana Sumatra: Saling Tuding Cuma Bikin Lemah, Kita Kembali ke Khitah Gotong Royong
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Pascabanjir Aceh Tamiang: Santri Darul Mukhlisin Siap Kembali ke Sekolah Berkat Kementerian PU
-
Jalan Nasional Aceh Tamiang Dikebut Pulih, Tim Kementerian PU Kerja Lembur Siang-Malam
-
Jalan Nasional MedanAceh Tamiang Kembali Pulih, Aktivitas Warga Mulai Bangkit Usai Banjir Bandang
-
Jembatan Krueng Tamiang Akhirnya Dibuka, Arus Lalu Lintas Aceh Tamiang Kembali Bergerak Lancar
-
Jalur Vital MedanAceh Tamiang Akhirnya Normal Lagi, Warga Bahagia: Kami Bisa Jualan Lagi!