-
Mencampur Pertamax dan Pertalite turunkan performa dan efisiensi mesin.
-
Campuran BBM beda RON sebabkan emisi meningkat dan risiko knocking.
-
Gunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan agar mesin tetap optimal.
SuaraSumbar.id - Banyak pengendara di Indonesia memilih mencampur Pertamax dan Pertalite dengan alasan ingin menghemat BBM tanpa mengorbankan performa mesin. Namun, praktik itu ternyata dapat membawa dampak serius bagi kendaraan.
Menurut Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM), Jayan Sentanuhady, mencampur dua jenis bahan bakar dengan nilai oktan berbeda akan menghasilkan angka Research Octane Number (RON) di tengah-tengah, yaitu sekitar 91.
Artinya, kualitas pembakaran menjadi tidak sesuai dengan standar masing-masing bahan bakar. Akibatnya, performa mesin menurun dan efisiensi bahan bakar bisa terganggu.
Bagi pengguna yang biasanya memakai Pertalite, efeknya mungkin terasa sedikit positif karena nilai oktannya meningkat. Namun, bagi kendaraan yang seharusnya menggunakan Pertamax, hasilnya justru bisa merugikan.
Pencampuran tersebut dapat menyebabkan emisi memburuk dan efisiensi pembakaran menurun. Selain itu, risiko knocking atau bunyi gemeretuk pada ruang bakar juga meningkat.
Penggunaan BBM dengan RON sesuai rekomendasi pabrikan sangat penting untuk menjaga performa, efisiensi, dan umur kendaraan. Setiap kendaraan memiliki spesifikasi mesin berbeda, sehingga jenis bahan bakar yang digunakan juga harus disesuaikan.
Dengan BBM sesuai rekomendasi, akselerasi kendaraan menjadi lebih responsif, suara mesin lebih halus, serta pembakaran lebih sempurna. Selain itu, konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit dan emisi gas buang lebih bersih.
Mencampur Pertamax dan Pertalite memang tampak menghemat biaya, tetapi justru bisa menurunkan kualitas pembakaran dan mempercepat kerusakan mesin. Untuk menjaga performa dan efisiensi kendaraan, selalu gunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan.
Berita Terkait
-
Bos Pertamina Telah Cek 560 SPBU Jatim, Hasilnya Diklaim Nggak Ada Masalah
-
Pesona Mitsubishi Grandis: Seharga Calya dan Sigra Bekas, Mesin Ungguli Innova Bensin
-
Tak Merasa Tersaingi, Bos Pertamina Justru Buka Peluang Kerja Sama BBM Bobibos
-
Bahlil Tunjuk Tim Baru BPH Migas untuk Pelototi Penyaluran BBM Subsidi
-
7 Mobil Bekas Under Rp200 Juta, Tahun Muda, Irit, Pajak Murah, Mesin Bandel: Hatchback hingga SUV
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Modal Tambahan Garuda dari Danantara Dipangkas, Rencana Ekspansi Armada Kandas
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
Terkini
-
Benarkah Mencampur BBM Pertamax dan Pertalite Berbahaya Buat Mesin Kendaraan? Ini Penjelasannya
-
10 Tokoh Muslim Pejabat di AS, Terbaru Zohran Mamdani Catat Sejarah Jadi Wali Kota New York
-
9 Alasan KIP Kuliah Terancam Dicabut, Ini Penyebab dan Syarat yang Wajib Diketahui Mahasiswa
-
Bansos PKH Tahap 4 November 2025 Cair, Buruan Cek Daftar 7 Penerima dan Besaran Bantuan!
-
Benarkah Rahmah El Yunusiyyah Perempuan Pertama Bergelar Syaikhah dari Al-Azhar? Ini Faktanya