SuaraSumbar.id - Sebuah video yang viral di media sosial menampilkan ribuan katak dan belalang menyerang wilayah di Brasil.
Video berdurasi 1 menit 15 detik itu memperlihatkan jalanan yang dipenuhi katak, sementara jutaan belalang tampak berterbangan dan menempel di tubuh warga.
Klaim ini menyebutkan bahwa Brasil tengah mengalami serangan katak dan belalang besar-besaran pada Oktober 2025.
Lantas, benarkah informasi tersebut?
Dari penelusuran tim Cek Fakta, rekaman video katak dan belalang itu ternyata buatan kecerdasan buatan (AI) dan bukan peristiwa nyata di Brasil.
Tim Cek Fakta menemukan banyak kejanggalan pada video yang mengklaim terjadi serangan katak dan belalang. Seperti seorang pria berbaju hitam putih berjalan di jalan yang dipenuhi katak. Gerakan kakinya buram dan tampak tidak wajar. Hal ini terindikasi kuat adanya distorsi visual khas hasil rekayasa AI.
Keanehan lain tampak ketika seorang wanita berbaju merah muda tampak memotret mobil yang dipenuhi katak. Kaki wanita tersebut beberapa kali tampak mengecil dan menghilang, efek yang lazim ditemukan pada video hasil kecerdasan buatan.
Lalu, muncul pula tanda air bertuliskan “Sora” di pojok kanan bawah. Sora diketahui merupakan teknologi AI teks-ke-video buatan perusahaan OpenAI.
Model ini dapat menciptakan video realistis dari deskripsi teks, dan setiap hasilnya memiliki watermark resmi sebagai tanda pengenal.
Tim Cek Fakta Tempo menggunakan alat “AI or Not” dan “Hive Moderation”. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 74 persen hingga 99 persen elemen visual dalam video tersebut adalah buatan AI. Artinya, klaim tentang serangan katak dan belalang di Brasil sepenuhnya palsu dan tidak berdasarkan fakta.
Meski Brasil pernah mengalami serangan hama belalang pada 2020, tidak ada laporan resmi mengenai kejadian serupa pada tahun 2025. Kementerian Pertanian Brasil menjelaskan bahwa perubahan iklim memang memicu peningkatan populasi serangga, tetapi belum ada bukti adanya wabah besar tahun ini.
Sementara itu, fenomena katak justru berbanding terbalik. Studi lingkungan menunjukkan bahwa pemanasan global meningkatkan risiko kekeringan di habitat amfibi, bukan menyebabkan lonjakan populasi besar-besaran.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan tim Cek Fakta menegaskan bahwa video serangan katak dan belalang di Brasil adalah hoaks buatan AI. Video tersebut dibuat menggunakan teknologi Sora dan tidak menggambarkan kejadian nyata.
Masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap konten visual yang menampilkan peristiwa ekstrem tanpa sumber berita resmi.
Berita Terkait
-
Gubernurnya Tertangkap KPK, Riau Masuk Provinsi Terkorup di Indonesia
-
Bukti Rose BLACKPINK Humble: Angklung dari Fans Indonesia Jadi Pajangan di Rumah Mewahnya!
-
Purbaya Dipuji Humble Usai Jawab dengan Serius Pertanyaan Receh Anak SMA Soal Cara Ngatur Uang
-
Live TikTok Saat Ujian TKA? Aksi Nekat Siswa Ini Bikin Publik Geram
-
Vinicius Jr Kena Damprat Carlo Ancelotti: Dia Sudah Minta Maaf
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
CEK FAKTA: Lesti Kejora Bagi-Bagi Uang untuk Lansia, Benarkah?
-
8 Prompt ChatGPT Bikin Foto Portrait Jadi Sinematik, Auto Mirip Adegan Film!
-
Gampang Banget Beli Tiket Konser Bryan Adams di BRImo, Ini Caranya
-
Cuaca Panas di Sumbar Bukan Panas Ekstrem, Ini Penjelasan BMKG
-
Mau Naik Haji Tanpa Antrean Puluhan Tahun? Silahkan Coba Berangkat dari 7 Negara Ini