Riki Chandra
Jum'at, 31 Oktober 2025 | 17:41 WIB
Ilustrasi demensia. [Dok. Istimewa]
Baca 10 detik
  •  Mendengarkan musik rutin turunkan risiko demensia hingga 40 persen.

  • Memainkan alat musik bantu jaga kesehatan kognitif lansia.

  • Aktivitas musik efektif cegah penurunan fungsi otak di usia lanjut.

     

SuaraSumbar.id - Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa mendengarkan musik atau memainkan alat musik secara rutin dapat menurunkan risiko demensia hingga 40 persen pada orang lanjut usia (lansia).

Studi besar yang dipimpin oleh Monash University, Australia, ini melibatkan lebih dari 10.800 partisipan berusia di atas 70 tahun dan menunjukkan hasil signifikan bagi kesehatan otak.

Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Geriatric Psychiatry itu menemukan bahwa lansia yang rutin mendengarkan musik memiliki risiko 39 persen lebih rendah mengalami demensia dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah menikmati musik.

Selain itu, kelompok ini juga memiliki kemungkinan 17 persen lebih rendah mengalami gangguan kognitif dan menunjukkan hasil tes memori yang lebih baik.

Menariknya, mereka yang aktif memainkan alat musik juga tercatat memiliki penurunan risiko hingga 35 persen terhadap demensia.

Bahkan, kombinasi antara mendengarkan dan memainkan musik memberikan hasil terbaik, yakni risiko demensia 33 persen lebih rendah serta gangguan kognitif 22 persen lebih sedikit dibandingkan kelompok non-musik.

Data penelitian diambil dari proyek “ASPirin in Reducing Events in the Elderly” (ASPREE), yang berfokus pada dampak aspirin dosis rendah terhadap kesehatan lansia, serta dari sub-proyek “ASPREE Longitudinal Study of Older Persons.”

Emma Jaffa, peneliti utama dari Monash University, menjelaskan bahwa aktivitas musik dapat menjadi strategi sederhana untuk menjaga fungsi otak di usia lanjut.

“Meskipun hubungan sebab-akibat belum bisa dipastikan, aktivitas musik tampak menjadi cara mudah dan menyenangkan untuk mempertahankan kesehatan kognitif,” ujarnya.

Profesor Joanne Ryan, penulis senior penelitian tersebut, menambahkan bahwa penuaan otak tidak hanya dipengaruhi oleh faktor usia dan genetik, tetapi juga oleh gaya hidup serta lingkungan seseorang.

Ia menegaskan bahwa dalam kondisi belum adanya obat yang efektif untuk demensia, pendekatan berbasis gaya hidup seperti mendengarkan atau memainkan musik dapat menjadi intervensi penting.

Dengan temuan ini, para ahli berharap mendengarkan musik bisa dijadikan kebiasaan positif yang mendukung kesehatan otak dan membantu mencegah atau menunda munculnya demensia pada populasi lansia yang terus meningkat di seluruh dunia. (Antara)

Load More