-
Sakit kepala seperti tersambar petir bisa tanda pendarahan otak.
-
Gejala disertai kejang, demam, atau kelemahan tubuh perlu diwaspadai.
-
Segera periksa ke dokter jika nyeri muncul berulang dan berat.
SuaraSumbar.id - Dokter spesialis saraf lulusan Universitas Indonesia (UI), Zicky Yombana, mengingatkan masyarakat agar waspada jika mengalami sakit kepala seperti tersambar petir.
Kondisi yang dikenal sebagai thunderclap headache ini bukan sekadar migrain biasa, melainkan bisa menjadi tanda adanya penyakit serius di otak.
“Migrain atau sakit kepala seperti apa yang harus diwaspadai sebagai pertanda penyakit serius? Jadi sakit kepalanya muncul tiba-tiba terus hebat banget, bisa dibilang namanya thunderclap headache atau sakit kepala seperti tersambar gledek itu harus diwaspadai,” ujar Zicky, Kamis (16/10/2025).
Menurutnya, sakit kepala seperti tersambar petir termasuk dalam kategori sakit kepala sekunder, yaitu nyeri yang disebabkan oleh gangguan atau penyakit lain di dalam tubuh.
Salah satu penyebab utamanya adalah pendarahan otak, baik akibat infeksi pada jaringan otak, selaput otak, maupun karena adanya tumor atau meningitis.
“Intinya mudah, kalau sakit kepalanya satu dua kali hilang itu masih oke, tapi kalau lebih dari dua kali terus hilang-hilang dan cenderung (sakitnya) bertambah, itu jangan-jangan (kondisi serius) dan patut diwaspadai,” ujarnya.
Selain nyeri yang datang mendadak dan hebat, dr. Zicky juga mengingatkan masyarakat untuk memperhatikan gejala lain seperti sakit kepala yang membangunkan dari tidur, disertai kejang, pandangan kabur, demam tinggi, atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Gejala-gejala tersebut dapat menjadi tanda adanya gangguan saraf yang membutuhkan penanganan medis segera. Dalam penanganan awal, obat pereda nyeri atau pain killer masih bisa digunakan untuk meredakan serangan migrain.
Namun, Zicky menegaskan pengobatan ini bersifat sementara. “Kita mungkin bukan hanya perlu obat terapi abortif atau menghilangkan nyeri tapi juga lebih memerlukan obat untuk preventif atau pencegahan. Itu nanti bisa dilihat dari pola migrain tersebut,” jelasnya.
Ia juga menyarankan penderita untuk mengompres dingin area yang terasa sakit, seperti dahi atau leher, di ruangan yang tenang dan minim cahaya.
Namun, jika serangan sakit kepala seperti tersambar petir terjadi berulang, penderita sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter di rumah sakit agar tidak terjadi perburukan kondisi. (Antara)
Berita Terkait
-
Cukai Minuman Manis Ditunda, Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kesehatan Anak?
-
7 Cara Mengurangi Waktu Bermain Media Sosial Tanpa Terasa Menyiksa
-
Selang Urine Tertinggal di Ginjal Pasien, Dokter RS Borromeus Divonis Langgar Disiplin
-
Jangan Diabaikan, Ini 6 Langkah Penting untuk Menjaga Kesehatan Telinga
-
Tumor Masih Bersarang hingga Bernanah, Nisya Ahmad Akan Kembali Jalani Operasi
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Penumpang Bandara Internasional Minangkabau Diprediksi Menurun Saat Libur Nataru 2026, Ini Alasannya
-
Marandang untuk Sumatera, Gerakan TP PKK Sumbar Bantu Korban Bencana hingga Aceh
-
Sumbar Waspada Bencana Susulan, Intensitas Hujan Masih Tinggi!
-
7 Skincare untuk Lansia 60 Tahun ke Atas, Kulit Menua dengan Sehat
-
5 Sunscreen Anti Aging untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cara Elegan Lawan Penuaan Dini