Riki Chandra
Selasa, 14 Oktober 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi daging sapi (Freepik/mdjaff)
Baca 10 detik
  •  Perbedaan pakan pengaruhi kandungan gizi daging sapi lokal dan impor.

  • Sapi impor lebih sehat karena perawatan dan pemotongan minim stres.

  • Daging sapi lokal cenderung keras akibat stres dan pakan terbatas.

SuaraSumbar.id - Perbedaan gizi daging sapi lokal dan impor ternyata tidak hanya terletak pada asal negaranya, tetapi juga pada cara pemeliharaan dan jenis pakan yang dikonsumsi sapi.

Hal ini diungkapkan oleh Ahli Gizi Olahraga lulusan Universitas Oklahoma, Emilia Achmadi, yang menegaskan bahwa faktor perawatan hingga proses pemotongan berperan besar dalam menentukan kualitas daging.

“Kalau dari sisi protein itu tidak terlalu banyak berbeda, tapi dari jumlah lemaknya bisa saja sangat berbeda,” kata Emilia, dikutip dari Antara, Selasa (14/10/2025).

Menurut Emilia, kualitas gizi daging sapi lokal dan impor dipengaruhi oleh cara perawatan sapi.

Sapi yang dipelihara dengan baik dapat tumbuh besar hingga mencapai berat 500 kilogram dan menghasilkan daging dengan kandungan protein yang lebih berkualitas.

Selain itu, jenis pakan juga berpengaruh besar terhadap kandungan lemak dan asam lemak sehat pada daging.

Emilia menjelaskan, sapi yang diberi makan grass fed atau rumput segar memiliki kadar omega-3 yang lebih tinggi dibandingkan sapi yang diberi grain fed atau biji-bijian.

“Jadi, lemak esensialnya, demografinya akan sedikit berbeda. Makanya sapi yang memakan rumput segar itu selalu dikatakan sebagai daging merah yang lebih sehat, hanya karena kecenderungan omega 3-nya relatif lebih tinggi. Kemudian ada lemak jenuh juga, yang namanya conjugated linoleic acid (CLA),” tutur Emilia.

CLA, lanjutnya, merupakan lemak jenuh yang baik untuk produksi energi, terutama bagi orang-orang yang aktif berolahraga. Namun, selain dari pakan, cara memasak daging juga bisa memengaruhi nilai gizinya.

Daging dengan kualitas rendah umumnya lebih keras dan sulit diolah menjadi hidangan seperti steak.

Chef Owner Silk Bistro, Freedie Salim, turut mengungkap alasan lain mengapa daging sapi impor terasa lebih empuk dan bergizi. Menurutnya, sapi di Australia dirawat dengan sangat baik sejak kecil dan dijauhkan dari stres.

Mereka dibiarkan hidup bebas di padang rumput organik dekat laut untuk memastikan kualitas daging tetap lembut.

“Mereka secepat mungkin dibuat mati bisa dengan stun, lalu langsung tergeletak, tapi tidak langsung disayat. Sapi digantung dulu, lalu dikuliti baru diturunkan,” ujarnya.

Berbeda dengan di Indonesia, pemotongan sapi dilakukan dengan tata cara khusus sesuai ajaran agama. Namun, proses ini bisa membuat sapi stres, sehingga gizi daging sapi lokal dan teksturnya menjadi kurang optimal.

Selain itu, sapi lokal umumnya lebih sering diikat di satu tempat, tidak dibiarkan bebas seperti di luar negeri.

Load More