Riki Chandra
Selasa, 30 September 2025 | 07:25 WIB
Ilustrasi makanan pedas. [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Konsumsi makanan pedas berlebihan bisa ganggu saluran cerna.

  • Capsaicin dalam cabai picu refluks lambung dan nyeri perut.

  • Hindari pedas berlebihan, konsumsi serat untuk saluran cerna sehat.

SuaraSumbar.id - Tren makanan pedas kini sedang digandrungi masyarakat, tak terkecuali di Thailand, di mana banyak warga tertarik mencicipi seblak khas Jawa Barat dengan berbagai tingkat kepedasan.

Fenomena ini ramai dibagikan melalui media sosial, seperti Instagram dan TikTok, dengan berbagai reaksi dari penikmatnya. Namun, di balik sensasi rasa pedas, ada potensi risiko bagi kesehatan, terutama pada saluran cerna.

Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menegaskan bahwa cabai yang menambah cita rasa pedas pada makanan mengandung senyawa kimia bernama capsaicin.

"Misalnya panas dan dia asam lambungnya naik, ketika itu rasa panas cabainya itu masih muncul, itu akan balik lagi, itu akan memperberat dari refluks yang terjadi," ujar Ari, dikutip dari Antara, Senin (29/9/2025).

Capsaicin diketahui dapat menyebabkan luka pada permukaan lambung, meningkatkan gerak peristaltik usus, dan memicu refluks lambung.

Bahan tambahan pedas lain yang dibuat dengan campuran zat kimia juga patut diwaspadai. Hal ini menjadi perhatian bagi mereka yang rutin mengonsumsi makanan pedas, baik sebagai jajanan sehari-hari maupun hidangan ekstrem.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastroenterologi RSPAD Gatot Soebroto, Dr. Deka Larasati, SpPD-KGEH, mengatakan bahwa konsumsi pedas dalam jangka panjang berisiko menimbulkan nyeri perut dan memperburuk kondisi peradangan lambung, termasuk bagi penderita GERD (gastroesofageal reflux disease).

"Makanan pedas dapat mengiritasi lambung dan memperparah peradangan lambung. Maka dari itu, hindari makan makanan, jamu-jamuan dan obat-obatan yang dapat mengiritasi saluran cerna. Perbanyak makan serat yang berasal dari buah dan sayur. Hindari makanan yang berpengawet," jelas Deka.

Selain risiko jangka panjang, efek jangka pendek dari terlalu sering mengonsumsi pedas antara lain nyeri perut, diare, dan sensasi panas berulang di lambung.

Meski tren makanan pedas terus berkembang dan menjadi tantangan bagi penikmatnya, penting bagi masyarakat untuk tetap memperhatikan batas aman konsumsi agar saluran cerna tetap sehat.

Load More