-
Konsumsi makanan pedas berlebihan bisa ganggu saluran cerna.
-
Capsaicin dalam cabai picu refluks lambung dan nyeri perut.
-
Hindari pedas berlebihan, konsumsi serat untuk saluran cerna sehat.
SuaraSumbar.id - Tren makanan pedas kini sedang digandrungi masyarakat, tak terkecuali di Thailand, di mana banyak warga tertarik mencicipi seblak khas Jawa Barat dengan berbagai tingkat kepedasan.
Fenomena ini ramai dibagikan melalui media sosial, seperti Instagram dan TikTok, dengan berbagai reaksi dari penikmatnya. Namun, di balik sensasi rasa pedas, ada potensi risiko bagi kesehatan, terutama pada saluran cerna.
Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, menegaskan bahwa cabai yang menambah cita rasa pedas pada makanan mengandung senyawa kimia bernama capsaicin.
"Misalnya panas dan dia asam lambungnya naik, ketika itu rasa panas cabainya itu masih muncul, itu akan balik lagi, itu akan memperberat dari refluks yang terjadi," ujar Ari, dikutip dari Antara, Senin (29/9/2025).
Capsaicin diketahui dapat menyebabkan luka pada permukaan lambung, meningkatkan gerak peristaltik usus, dan memicu refluks lambung.
Bahan tambahan pedas lain yang dibuat dengan campuran zat kimia juga patut diwaspadai. Hal ini menjadi perhatian bagi mereka yang rutin mengonsumsi makanan pedas, baik sebagai jajanan sehari-hari maupun hidangan ekstrem.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastroenterologi RSPAD Gatot Soebroto, Dr. Deka Larasati, SpPD-KGEH, mengatakan bahwa konsumsi pedas dalam jangka panjang berisiko menimbulkan nyeri perut dan memperburuk kondisi peradangan lambung, termasuk bagi penderita GERD (gastroesofageal reflux disease).
"Makanan pedas dapat mengiritasi lambung dan memperparah peradangan lambung. Maka dari itu, hindari makan makanan, jamu-jamuan dan obat-obatan yang dapat mengiritasi saluran cerna. Perbanyak makan serat yang berasal dari buah dan sayur. Hindari makanan yang berpengawet," jelas Deka.
Selain risiko jangka panjang, efek jangka pendek dari terlalu sering mengonsumsi pedas antara lain nyeri perut, diare, dan sensasi panas berulang di lambung.
Meski tren makanan pedas terus berkembang dan menjadi tantangan bagi penikmatnya, penting bagi masyarakat untuk tetap memperhatikan batas aman konsumsi agar saluran cerna tetap sehat.
Berita Terkait
-
Warga Sumut Sepenuhnya Terlindungi Program JKN dengan UHC Prioritas
-
Curhat Ahli Gizi Program MBG: Buat Siklus Menu Sehat Ujung-ujungnya Gak Terpakai
-
Ingin Benahi Masalah Keracunan MBG, Prabowo Minta Ompreng Dicuci Ultraviolet hingga Lakukan Ini
-
Hari Jantung Sedunia: Apa yang Bisa Kita Lakukan Mulai Hari Ini?
-
Lebih dari Sekadar Ingin Tampil Cantik, Self-Care Bagian dari Perawatan Jiwa dan Raga
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
Terkini
-
Apa Bahaya Makan Pedas Terlalu Sering? Ini Penjelasan Ahli
-
Pemanis Nol Kalori, Benarkah Lebih Sehat dari Gula?
-
10 Kata "Terlarang" di Mesin Pencarian Google, Ini Alasannya
-
Bawaslu Agam Temukan Warga Meninggal Dunia Masih Masuk Daftar Pemilih, Ini Penyebabnya
-
BNPB Pastikan EWS Gunung Marapi Berfungsi Optimal, 5 Sabo Dibangun Tahun Ini