-
Gunung Marapi tetap Level II Waspada meski aktivitas fluktuatif.
-
Kolom abu capai 1.200 meter, gempa letusan menurun signifikan.
-
PVMBG imbau masyarakat patuhi radius aman dan mitigasi lahar.
SuaraSumbar.id - Aktivitas Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), kembali menjadi sorotan setelah erupsinya baru-baru ini.
Meski demikian, status gunung api ini masih tetap Level II Waspada. Hal itu dinyatakan pihak Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam evaluasi hingga 16 September 2025.
Gunung Marapi menjadi fokus utama pemantauan karena aktivitas fluktuatifnya yang berpotensi menimbulkan bahaya.
Badan Geologi menjelaskan bahwa sepanjang periode evaluasi 1–15 September 2025, sejumlah parameter menunjukkan perubahan: kolom letusan maksimum mencapai 1.200 meter dari puncak, sementara hembusan asap tercatat setinggi 250 meter.
Visualisasi aktivitas Gunung Marapi masih fluktuatif. Gempa letusan turun dari enam kejadian menjadi empat kali, dan gempa hembusan yang semula 109 kali menjadi 13 kali.
Nilai koherensi medium dekat permukaan berada pada rentang 0,63–0,80, mengindikasikan tekanan tubuh gunung dekat permukaan masih tergolong kecil dan medium belum stabil.
Selain itu, emisi sulfur dioksida (SO) sering tidak terukur karena tertutup awan. Terakhir kali terukur pada 11 September 2025 sebesar 23 ton/hari, yang masih dianggap rendah.
Data ini diperkuat dengan laporan terbaru bahwa Gunung Marapi meletus dua kali pada Ahad, 21 September 2025, dan pada 20 September 2025 sore, kolom abu tercatat mencapai sekitar 1.000 meter di atas puncak.
“Kondisi aktivitas Gunung Marapi masih bersifat dinamis atau fluktuatif,” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid.
Ia menekankan bahwa meskipun kondisi tekanan di tubuh gunung dekat permukaan masih kecil, indikasi adanya suplai fluida/magma dari dalam tubuh gunung tetap membuka kemungkinan letusan.
Masyarakat dan pihak terkait dihimbau tetap mengikuti semua rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Berita Terkait
-
Polisi Komentar Tak Berempati atas Meninggalnya Ojol Dilindas Barakuda, Berakhir Minta Maaf
-
Aktivitas Kegempaan Gunung Karangetang Meningkat
-
3 Fakta Viral Penghulu di Sumbar, Berenang Seberangi Sungai Demi Layani Akad Nikah
-
5 Fakta Viral Bidan di Sumbar Berenang Seberangi Sungai Demi Obati Pasien, Baju Kering di Badan!
-
Wagub Vasko Ruseimy soal Perusakan Rumah Doa di Padang: Tidak Mencerminkan Nilai Minangkabau
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
Terkini
-
CEK FAKTA: Aturan Baru Tilang 2026, Benarkah Denda Manual Naik 150 Persen?
-
Benarkah Telur Ayam Kampung Lebih Berkhasiat? Ini Perbedaannya dengan Telur Ayam Negeri
-
Kelebihan dan Kekurangan Telur Bebek, Kandungan Kolestrol Lebih Tinggi?
-
Festival Tunas Bahasa Ibu, Revitalisasi Bahasa Daerah
-
Sumbar Target Replanting Sawit 2025 Tembus 5.400 Hektare, Panen Perdana di Agam Berhasil!