-
Erupsi Gunung Marapi semburkan kolom abu setinggi 1.000 meter arah barat daya.
-
PVMBG tetapkan Level II Waspada dan larang aktivitas radius tiga kilometer.
-
Warga diimbau gunakan masker serta waspadai potensi banjir lahar dingin.
SuaraSumbar.id - Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Minggu (21/9/2025) dengan menyemburkan kolom abu setinggi ± 1.000 meter dari puncak, mengarah ke barat daya.
Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Marapi, letusan terjadi sekitar pukul 13.28 WIB.
Dari pengamatan PGA, abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 mm dan durasi sekitar 38 detik.
Warga di Kabupaten Agam dan Tanah Datar sempat mendengar dentuman kuat, misalnya warga Baso, Kabupaten Agam.
“Letusan Gunung Marapi terdengar cukup keras,” kata Noviardi, seorang warga terdampak.
PVMBG mengeluarkan rekomendasi penting, yakni dilarang melakukan aktivitas apapun di radius tiga kilometer dari Kawah Verbeek sebagai pusat aktivitas.
Potensi lahar dingin juga harus diwaspadai, khususnya sepanjang aliran sungai berhulu dari puncak Gunung Marapi jika hujan deras turun.
Selain itu, masyarakat yang terkena hujan abu diminta menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).
PGA dan PVMBG juga memperingatkan bahwa tumpukan material hasil letusan bisa terbawa air hujan dan menyebabkan banjir lahar dingin, terutama saat musim hujan dan jika aliran sungai terisi material vulkanik.
Kasus Gunung Marapi pada 11 Mei 2024 menjadi catatan penting. Peristiwa banjir lahar dingin kala itu menelan puluhan korban jiwa akibat hujan deras mengguyur material letusan yang menumpuk di lereng dan aliran sungai.
PVMBG mengingatkan masyarakat agar menjaga kewaspadaan tinggi agar tragedi serupa tidak terulang.
Dengan erupsi terbaru Gunung Marapi yang menghasilkan kolom abu 1.000 meter, status Level II Waspada tetap berlaku. Kawah Verbeek dan area dalam radius tiga kilometer harus dijauhi.
Masyarakat sekitar diimbau selalu mengikuti instruksi resmi, memakai masker bila terkena hujan abu, dan waspada potensi banjir lahar dingin saat hujan lebat melanda. (Antara)
Berita Terkait
-
Polisi Komentar Tak Berempati atas Meninggalnya Ojol Dilindas Barakuda, Berakhir Minta Maaf
-
3 Fakta Viral Penghulu di Sumbar, Berenang Seberangi Sungai Demi Layani Akad Nikah
-
5 Fakta Viral Bidan di Sumbar Berenang Seberangi Sungai Demi Obati Pasien, Baju Kering di Badan!
-
Wagub Vasko Ruseimy soal Perusakan Rumah Doa di Padang: Tidak Mencerminkan Nilai Minangkabau
-
8 Fakta Kapal Terbalik di Sumbar, 11 Orang Belum Ditemukan
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
5 Fakta Viral Nikita Mirzani Jualan Live dari Penjara, Benarkah Dipantau Petugas?
-
CEK FAKTA: Rektor UGM Sebut Jokowi Suap Rp 100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Benarkah?
-
3 Daerah di Sumbar Jadi Lokasi Sekolah Rakyat, Terbaru Lima Puluh Kota!
-
Dana PIP 2025 Cair! Cek Nama Siswa Terdaftar NISN Valid
-
CEK FAKTA: Jokowi Marah ke Purbaya Gegara Tolak Tanggung Kerugian Kereta Cepat, Benarkah?